KABARPAPUA.CO, Kota Jayapura – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua (KPw BI Papua), menggelar Gerakan Pangan Murah dalam upaya pengendalian inflasi di Provinsi Papua Selatan.
Gerakan Pasar Murah ini bersinergi dengan Pemerintah Provinsi/Kabupaten, Bulog, Universitas, dan berbagai instansi terkait lainnya. Adapun tujuannya untuk mendukung stabilisasi inflasi di Papua Selatan.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua, Fathurachman dalam rilis mengatakan, Gerakan Pangan Murah dilakukan menyalurkan pangan strategis dengan harga terjangkau bagi masyarakat Merauke dan sekitarnya.
BI Papua berencana akan melaksanakan 6 kali Gerakan Pangan Murah dalam setahun, terutama pada periode HBKN di Merauke. Bahkan sebagai respons kenaikan harga beras, pihaknya menyalurkan 30 ton beras.
Di sisi lain, sebagai upaya peningkatan produksi dan pengembangan pupuk alternatif, BI Papua menggelar capacity building pembuatan pupuk organik kepada kelompok tani padi dan hortikultura.
“Capacity building berlangsung di SMK Negeri 5 Merauke selama dua hari. Kami harap dapat membekali petani dengan wawasan dan skill penunjang dalam membuat pupuk organik secara mandiri,” ujar Faturachaman, Kamis.
BI Papua juga berdiskusi secara langsung dengan Penjabat Gubernur Papua Selatan, Apolo Safanpo terkait pengendalian inflasi di Papua Selatan. Diskusi itu membahas lima komoditas yang secara historis dalam 5 tahun terakhir.
Lima komoditas tersebut yakni cabai rawit, bawang merah, kangkung, daging ayam ras, beras. Sementara agenda lain, memberikan kuliah umum kepada dosen dan mahasiswa tiga perguruan tinggi.
“Ada tiga perguruan tinggi yang menjadi sasaran kami yakni Universitas Musamus, STIE St. Theresa, dan STIE Yapis. Kuliah umum bermaterikan tugas-tugas kebanksentralan dan upaya-upaya pengendalian inflasi di daerah,” kata Faturachman.
BI juga menyelenggarakan lomba karya tulis ilmiah terkait upaya pengendalian inflasi di Papua Selatan dengan melibatkan mahasiswa hingga dosen perguruan tinggi di Merauke. “Lewat lomba ini kami berharap dapat memunculkan ide-ide, inovasi, dan aspirasi akademisi dalam mengendalikan inflasi,” sambungnya.
Untuk mendalami permasalahan di sisi produksi, BI Papua juga turut mengunjungi lahan pertanian dari padi, bawang dan cabai. Pendalaman menyasar Distrik Tanah Miring dan Semangga.
Dari pendalaman, pihaknya menemukan banyaknya tantangan yang dihadapi para petani di Merauke. Misalnya, Faturachman mencontohkan, teknik tanam yang perlu disesuaikan dengan good agriculture practices, zat hara tanah yang mulai berkurang, dan sering terjadi kekeringan.
Pihaknya berharap pendalaman ini dapat menjadi bekal intervensi yang dapat disinergikan Bank Indonesia dengan stakeholders di Merauke. Adapun sinergi yang kuat dibutuhkan sehubungan tingkat inflasi Kota Merauke yang tercatat mencapai 4,61% (yoy, per Februari 2024), jauh di atas angka inflasi nasional sebesar 2,75%. *** (Imelda)