KABARPAPUA.CO, Serui – Suasana haru dan bangga menyelimuti acara pelepasan purna tugas Kepala Sekolah Dasar Negeri (SDN) Anotourei Serui, Salmon T. Wonatorei, yang bertepatan dengan hari ulang tahunnya ke-60 tahun, Jumat, 10 Oktober 2025.
Acara ini berlangsung di halaman SDN Anotoureu Serui dengan mengangkat tema “Mengabdi dengan Hati, Pamit dengan Hormat, Menginspirasi Sepanjang Hayat.”
Dalam sambutannya, Salmon mengisahkan perjalanan panjangnya selama 41 tahun mengabdi di dunia pendidikan. Itu dimulai sejak 1984 sebagai guru bantu.
Salmon menyebut masa pengabdiannya terasa begitu cepat, karena dijalani dengan penuh dedikasi dan cinta terhadap profesi.
“Saya murninya lulusan SPG Negeri, bukan cangkokkan. Yang paling berkesan selama menjadi guru adalah saat saya mengajar di kampung terpencil. Saya harus belajar bahasa daerah agar bisa menyampaikan materi kepada anak-anak di sana,” ujarnya.

Salmon menuturkan, keterbatasan itu justru menjadi motivasi untuk berkarya. Ia bahkan menulis karya tulis menggunakan bahasa Onate, sebagai bentuk pelestarian budaya lokal.
Kepada para peserta didik, Salmon berpesan agar terus menggali potensi diri dan tidak mudah menyerah.
“Teguran bapak selama ini untuk membentuk karakter yang baik sesuai perkembangan zaman. Jangan melihat kekurangan orang lain, tapi lihat kekuranganmu untuk diperbaiki,” pesannya kepada siswa-siswinya.
Menutup sambutannya, Salmon menegaskan, purna tugas bukanlah akhir dari perjuangannya. “Ini bukan akhir pengabdian saya. Saya akan terus menjadi guru di tengah masyarakat. Yapen kuat, Papua hebat, Indonesia maju. Pengabdian sampai akhir hayat,” ujarnya penuh semangat.
Sementara itu, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Komisi XIII, Tonny Tesar, turut memberikan apresiasi kepada sosok Salmon yang dianggap sebagai guru inspiratif dan berdedikasi tinggi.

“Beliau adalah guru hebat yang benar-benar mengabdi dengan hati. Banyak guru memiliki kemampuan luar biasa, tetapi Pak Salmon punya inovasi dan semangat yang menginspirasi guru-guru lain serta anak-anak untuk belajar,” kata Tonny.
Tonny juga mengenang kiprah Salmon yang aktif mendukung peningkatan kualitas pendidikan di Kepulauan Yapen, termasuk saat pemerintah memberlakukan kebijakan wajib pendidikan minimal S1 bagi guru pada tahun 2015.
“Saat itu, dari 263 guru yang belum memenuhi syarat, beliau menjadi koordinator untuk membantu mereka menempuh pendidikan S1. Dengan keterbatasan yang ada, kami bekerja sama dengan UNIMA agar guru-guru bisa menyelesaikan studi sesuai aturan pemerintah,” jelas Tonny.
Tonny menambahkan, banyak dari guru-guru tersebut kini telah pensiun atau meninggal dunia, namun semangat pengabdian mereka, termasuk Salmon T. Wonatorei, akan selalu menjadi teladan bagi generasi pendidik berikutnya.
DPRP Provinsi Papua Edward Norman Banua, Plt. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kepulauan Yapen Chisson Haris Merani, Anggota DPRK Kepulauan Yapen Emma Tauran dan Rian Hendrik, serta para guru dan orang tua peserta didik. ***(Ainun Faathirjal)




















