KABARPAPUA.CO, Kota Jayapura – Bertus Asso, Tokoh asal Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan patut mendapat acungan jempol atas kepeduliannya terhadap dunia pendidikan di Tanah Papua.
Pasalnya, Bertus Asso mendedikasikan buku tulisannya berjudul “Huruf Bung Karno” untuk generasi Papua. Dia tergerak menulis buku tersebut usai melakukan riset ke beberapa situs Bung Karno di Indonesia.
“Huruf masuk dalam sebuah situs bersejarah. Sebab, setelah Indonesia merdeka tahun 1945, hampir sebagian masyarakat belum bisa menulis dan membaca,” kata Bertus kepada wartawan, Selasa 6 Februari 2024.
Saat ini, kata Bertus, sudah ada beragam situs, mulai dari museum, tulisan tangan Bung Karno yang disebut Naskah Proklamasi, patung Bung Karno, nama jalan, gelora, bandara, bahkan kapal yang diberi nama Bung Karno.
Namun dari sekian banyak situs, menurut Bertus, ada salah satu situs yang belum dibuat yakni situs huruf. “Huruf itu masuk dalam sebuah situs, karena setelah Indonesia Merdeka, mulai tahun 1948 Bung Karno menggerakkan upaya pemberantasan buta huruf,” ujarnya.
Sejak Indonesia merdeka, dia melanjutkan, masih banyak masyarakat belum bisa membaca dan menulis. Berdasarkan hasil riset sejarah yang dilakukannya, ketika itu Bung Karno menggerakan 17 ribu lebih guru untuk mulai mengajar warga.
Mulai dari Blitar, Tulungagung, hingga Alun-Alun Yogyakarta. Karena saat itu di Jawa, sekitar 98 persen rakyat Indonesia belum bisa membaca dan menulis. Hingga pada suatu waktu Bung Karno mengajak seluruh warga untuk memberantas buta aksara.
Ajakan bagi masyarakat di tingkat bawah dengan membuat sebuah Baner yang bertuliskan Bantulah usaha pemberantasan buta huruf dengan turun kejalan dan mengajar huruf vocal A, I , U , E dan O.
Bertus bilang, buku tulisannya merupakan dasar pengenalan huruf dan baca yang mudah. “Buku ini merupakan proses pengenalan huruf bagi anak anak PAUD, TK, dan SD kelas 1 serta literasi pendidikan non formal dan internal,” katanya.
Buku Huruf Bung Karno Luncurkan di Wamena
Menurut Bertus, butuh waktu sekitar setahun baginya untuk melakukan riset, menulis dan merampungkan buku “Huruf Bung Karno”. Ide untuk menulis buku ini tercetus saat mengikuti Sekolah Partai yang diselenggarakan PDI Perjuangan di Lenteng Agung, Jakarta pada 2022 lalu.
Saat itu, Bertus mendapat kesempatan memberikan materi tentang metode pembelajaran Huruf Bung Karno di hadapan ratusan kader PDI Perjuangan dari Sabang sampai Merauke.
“Saya jabarkan metode pembelajaran yang asyik dari Bung Karno ini selama 5 menit di hadapan Bung Komarudin Watubun, Tjahjo Kumolo, dan Bambang Pacul. Karena mendapat banyak tanggapan positif. Saya pulang dan rumuskan metode pembelajaran Bung Karno ini, lalu riset dan jadi buku ini,” kata mantan Ketua Fraksi PDIP DPRD Jayawijaya ini.
Buku “Huruf Bung Karno” diterbitkan Yayasan Anugerah Wiaima Wamena dan baru dicetak terbatas sebanyak 600 eksemplar. Setiap provinsi di Tanah Papua akan mendapat 100 buku secara merata.
“Rencananya kita akan luncurkan di Wamena tanggal 15 Maret 2024 sesuai tanggal pada cover buku ini yaitu 15 Maret 1948, saat Bung Karno mengajar di Alun-alun Kota Yogyakarta,” kata Bertus.
Selain menyasar sekolah, Bertus juga akan menyebarkan Buku “Huruf Bung Karno” secara komersil kepada masyarakat yang belum mengenal huruf. “Target utamanya ialah untuk para guru, gembala gereja, dan para TNI-Polri, khusus di daerah-daerah konflik untuk digunakan sebagai metode mengajar,” bebernya. *** (Natalya Yoku)