Menu

Mode Gelap
Antisipasi 1 Desember, TNI Polri Patroli 2×24 jam di Kota Jayapura Pesan Sejuk Polri di Deklarasi Pemilu Ceria Tanah Papua Gedung Perpustakaan SMPN 5 Sentani Terbakar Hibah Pilkada Jayapura Cair 10 Persen, Deposit Kas Daerah Rp23 Miliar Disorot 1 Desember di Jayapura: Polisi Amankan Ratusan Botol Miras Ilegal, Penjual Ngacir

BISNIS · 30 Oct 2025 13:12 WIT

Berkat Sampah, Berkah Bagi Negeri Laha


					Penamatan PAUD Darling. Foto: Pertamina Patra Niaga Aviation Fuel Terminal (AFT) Pattimura Perbesar

Penamatan PAUD Darling. Foto: Pertamina Patra Niaga Aviation Fuel Terminal (AFT) Pattimura

KABARPAPUA.CO, Ambon– Santi Sainyakit, Kepala Sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Sadar Lingkungan (Darling) gundah gulana, hatinya sedih karena di lingkungan sekolahnya masih banyak anak usia dini tak dapat mengenyam pendidikan

Beta (saya) sedih, melihat anak-anak yang harusnya duduk bersama teman-temannya di sekolah, justru tidak sekolah,” kata Santi ibu guru ini dengan nada lirih yang dihubungi KabarPapua.co, Senin 27 Oktober 2025.

Alasannya hanya satu, banyak warga tak mampu bayar uang bulanan sekolah anaknya. Sebab mereka banyak bekerja serabutan, dari tukang ojek, tukang bangunan, hingga buruh lepas.   

PAUD Darling terletak di pemukiman padat penduduk, Dusun Wailawa, Negeri Laha, Teluk Ambon, Kota Ambon, Provinsi Maluku atau tepatnya berada di ujung Bandara Pattimura Ambon. 

Menurut Santi, sejumlah orang tua yang ditemuinya mengaku kesulitan membayar sumbangan pembinaan pendidikan (SPP) bulanan, makanya kebanyakan orang tua tak menyekolahkan anaknya ke PAUD, tapi langsung ke tingkat SD. Padahal masuk SD, seorang anak harus memiliki ijazah PAUD atau TK.

Peragaan busana PAUD Sadar Lingkungan (Darling) Ambon dengan menggunakan sampah daur ulang. Foto: Pertamina Patra Niaga Aviation Fuel Terminal (AFT) Pattimura

Santi dan para guru lainnya di PAUD Darling pun mencari solusi, guna memudahkan para orang tua yang tergolong tak mampu secara ekonomi, agar bisa menyekolahkan anaknya. 

Hasilnya, para guru membuat gebrakan bayar SPP sekolah dengan sampah. Caranya, orang tua cukup mengumpulkan sampah, berupa karton, botol, plastik hingga besi dan dibawa ke sekolah. 

Nantinya sampah yang dikumpulkan ini ditimbang dan dipilah menurut jenisnya. Masing-masing jenis sampah, dihargai berbeda setiap kilogramnya. Gebrakan ini disambut antusias orang tua siswa.

Santi dan para guru lainnya yakin mekanisme ini tak hanya menciptakan akses pendidikan yang inklusif bagi keluarga ekonomi rentan, tapi juga mengubah pola pikir masyarakat yang semula menganggap sampah sebagai beban, berubah menjadi sumber penghasilan berharga.

Astrid adalah ibu rumah tangga dengan 3 orang anak. Ia menyekolahkan anak bungsunya Lusi Patti di PAUD Darling. Lusi sudah 2 tahun menempuh pendidikan di PAUD itu.

Suasana belajar PAUD Darling. Foto: Pertamina Patra Niaga Aviation Fuel Terminal (AFT) Pattimura

Berbagai kemudahan dalam membayar SPP di PAUD Darling disebarkan ke tetangga di lingkungan tinggalnya. Hasilnya, ada 4 orang anak ikut merasakan kemudahan itu: bayar sekolah dengan sampah. 

Beta (saya) hanya ibu rumah tangga, suami tukang ojek yang penghasilan per hari Rp50 ribu. Jadi, dengan tabungan sampah yang menghasilkan uang, benar-benar membantu katong (kami),” katanya, Rabu 29 Oktober 2025.

Bukan hanya bayar sekolah, hasil menabung sampah bisa untuk kebutuhan hidup lainnya. “Katong (kami) bisa beli beras, kopi atau kebutuhan lainnya dari hasil menabung sampah,” kata Astrid bangga.

Astrid bisa menghasilkan Rp300 ribu hingga Rp500 ribu dari menabung sampah. Uang yang dihasilkan dari sampah, dipotong terlebih dulu untuk bayar SPP Rp20 ribu per bulan. “Nah, sisanya bisa diambil untuk kebutuhan pribadi,” katanya.

Sekolah Menyenangkan  

kegiatan rutin Darling’s Recycle Creative Day di PAUD Darling. Foto: Pertamina Patra Niaga Aviation Fuel Terminal (AFT) Pattimura

PAUD Darling menerapkan kurikulum sadar lingkungan, yakni kurikulum yang berbasis Kurikulum K-13 dan dipadukan dengan berbagai pembelajaran yang mendorong anak-anak untuk mengenal lingkungan secara lebih baik.

Mutu pendidikan di sekolah itu tak kalah dengan sekolah lainnya. Astrid dan orang tua siswa lainnya mengakui pembelajaran di PAUD Darling membuat anaknya lebih mudah mengenal huruf, angka, warna. 

Tapi hal terpenting, kata Astrid, anak-anak lebih peka dalam menjaga lingkungan sekitarnya. “Ibu guru mengajar dengan baik dan menyenangkan. Belajar sambil bermain, jadi anak-anak (siswa PAUD) tidak bosan di sekolah,” ujarnya. 

PAUD Darling sudah berdiri sejak 18 tahun lalu di bawah Yayasan Tunas Generasi Gemilang. Saat ini memiliki 51 siswa dengan perbantuan oleh 3 orang guru. Hingga 2025, PAUD Darling telah meluluskan 270 siswa bermodalkan bayar SPP dengan sampah.

Sejumlah prestasi pernah diraih PAUD Darling, mulai dari menjuarai lomba mewarnai antar sekolah TK di Ambon, lalu menjuarai lomba kolase menggunakan sampah dari bekas bungkusan jajanan.

Kegiatan Kurikulum Sadar Lingkungan yang diterapkan PAUD Darling. Foto: Pertamina Patra Niaga Aviation Fuel Terminal (AFT) Pattimura

PAUD Darling juga mengikuti lomba peragaan busana menggunakan daur ulang sampah dari bahan dasar plastik, kertas koran dan karton. Termasuk sering melakukan aksi pelestarian lingkungan, seperti kegiatan daur ulang sampah dan penerapan prinsip zero waste.

Dalam kegiatan daur ulang sampah melalui aktivitas ecobricking, PAUD Darling melibatkan para guru, siswa dan wali muridnya. 

Ecobricking adalah proses botol plastik yang diisi padat dengan sampah plastik dengan cara merakit botol-botol tersebut menggunakan perekat atau lakban, lalu melapisi bagian atasnya dengan triplek dan busa untuk kenyamanan. 

PAUD Darling juga memiliki kegiatan rutin Darling’s Recycle Creative Day yang melibatkan wali murid atau orang tua dan anak, untuk bersama-sama membuat kreasi dari barang-barang bekas. 

Kegiatan ini bertujuan untuk menanamkan prinsip 3R: Reuse, Reduce, dan Recycle pada siswa untuk membentuk berbagai kreasi dari barang bekas.

Ada juga program Kewang Cilik atau Polisi Lingkungan. Program ini adalah bentuk kearifan lokal dari tradisi kewang sebagai struktur masyarakat adat yang berperan sebagai polisi lingkungan di masyarakat Kota Ambon. 

Kewang Cilik berperan mengedukasi rekan sebaya untuk bersama bertanggung jawab terhadap lingkungan, misalnya membuang sampah pada tempatnya.

Berkat dari Sampah 

Menabung sampah untuk bayar sekolah di PAUD Darling. Foto: Pertamina Patra Niaga Aviation Fuel Terminal (AFT) Pattimura

Negeri Laha merupakan desa yang terletak di pesisir Teluk Ambon dan memiliki pantai di sepanjang wilayah negerinya. Kondisi lokasi itu membuat Negeri Laha kerap menjadi ‘tempat pembuangan sampah’ dari Kota Ambon. 

Setiap harinya, di sepanjang bibir pantai Negeri Laha kerap dipenuhi berbagai sampah kiriman. Tumpukan sampah ini bukan hasil kegiatan rumah tangga warga setempat, tapi sampah kiriman yang dibawa ombak lautan dari Kota Ambon dan sekitarnya. 

Dengan sampah kiriman ini, orang tua siswa di Negeri Laha sangat mudah menemukan sampah daur ulang di sekelilingnya. Sampah yang dikumpulkan menjadi proses pembelajaran dan pengelolaan lingkungan yang melibatkan guru, siswa dan orang tua.

“Cara ini membuat orang tua senang dan bersemangat. Penghasilan dari penjualan sampah bervariasi, paling sedikit bisa mendapatkan Rp500 ribu dan paling banyak bisa mencapai Rp2 jutaan dengan sistem pencarian per 6 bulan,” terang Santi.

Kerja keras yang dilakukan PAUD Darling dan orang tua siswa disambut baik Pertamina Patra Niaga Aviation Fuel Terminal (AFT) Pattimura dengan mendapatkan program Corporate Social Responsibility (CSR). Bahkan saat ini, PAUD Darling menjadi unggulan binaan CSR Pertamina.

“Dari sampah itu, kami membuat ecobricking yang dipasarkan ke instansi pemerintah dan lembaga lainnya. Pertamina membantu pendampingan dalam pembuatan ecobricking hingga pemasarannya,” terang Santi.

Menebar Berkah

Menabung sampah untuk bayar sekolah di PAUD Darling. Foto: Pertamina Patra Niaga Aviation Fuel Terminal (AFT) Pattimura

Aviation Fuel Terminal Manager Pattimura, Febri Nur Faizin menjelaskan, PAUD Darling sudah 7 tahun mendapatkan pendampingan dan bantuan CSR dari Pertamina. 

Dalam proses pemberian CSR, kata Febri, Pertamina AFT Pattimura ingin memberikan akses pendidikan anak usia dini yang inklusif, khususnya bagi keluarga prasejahtera, sekaligus menanamkan nilai kepedulian terhadap lingkungan sejak usia dini dengan menerapkan Kurikulum Merdeka Lingkungan.

“Keunggulan program ini terletak pada integrasi antara pendidikan karakter dan pendidikan sadar lingkungan, yang diwujudkan melalui Kurikulum Merdeka Lingkungan dan sistem SPP Berbayar Sampah,” katanya.

Harapannya, kata Febri, program CSR Pertamina yang dibangun bersama PAUD Darling mampu membawa perubahan bagi masyarakat Negeri Laha. PAUD Darling telah menebar kebermanfaatan ke masyarakat luas di bidang ekonomi dan lingkungan.

Melalui Bank Sampah PAUD Sadar Lingkungan, pengelola PAUD menawarkan program tabung sampah bagi masyarakat sekitar. Masyarakat yang berminat menabung sampah, dapat secara rutin menyetorkan sampahnya ke Bank Sampah PAUD Darling. 

“Saldo dari sampah yang dikumpulkan kemudian menjadi tabungan yang dapat dicairkan setiap satu semester,” kata Santi. 

Dalam pengelolaan sampah, PAUD Darling berintegrasi dengan Bank Sampah Bumi Lestari Maluku. Selain berkontribusi baik untuk kebersihan lingkungan, program pengumpulan sampah juga bermanfaat untuk memberikan pendapatan tambahan. 

Untuk memperluas dampak program, Kelompok Wirausaha Darling Paparisa membentuk kelompok ecobricking Bernama Bata Mahina yang beranggotakan Ibu Rumah Tangga (IRT) dari keluarga ekonomi rentan, difabel, dan lansia. 

Hasil ecobricking yang dibuat Bata Mahina kemudian dijual ke PAUD Darling dengan harga Rp10 ribu per botol dan diharapkan hasil penjualan  mampu menjadi pendapatan tambahan.

Katong seng (tidak) pernah pikir bisa mendapatkan kemudahan membayar SPP anak dari sampah yang biasa ditemukan di sekitar rumah. Sampah juga bisa bantu katong penuhi kebutuhan di rumah,” kata Astrid bangga. *** (Katharina Lita)

Artikel ini telah dibaca 65 kali

badge-check

Penulis Berita

Baca Lainnya

Azana Hospitality Dukung Perlindungan 1.000 Pekerja Rentan Disabilitas

5 December 2025 - 20:13 WIT

Customer Intimacy, Perkuat Sinergi PLN dan Pelanggan

5 December 2025 - 07:11 WIT

Telkom neuCentrIX  Perkuat Digitalisasi di Bumi Papua

5 December 2025 - 06:54 WIT

PELNI Gratiskan Angkut Barang Bantuan untuk Bencana Sumut dari Seluruh Indonesia

5 December 2025 - 00:10 WIT

Gubernur Papua Pastikan Stok Bapok Aman Hingga Awal 2026

4 December 2025 - 07:59 WIT

Bank Indonesia Optimistis Papua Jadi Pilar Pertumbuhan Ekonomi Nasional

4 December 2025 - 07:22 WIT

Trending di BISNIS