Menu

Mode Gelap
Antisipasi 1 Desember, TNI Polri Patroli 2×24 jam di Kota Jayapura Pesan Sejuk Polri di Deklarasi Pemilu Ceria Tanah Papua Gedung Perpustakaan SMPN 5 Sentani Terbakar Hibah Pilkada Jayapura Cair 10 Persen, Deposit Kas Daerah Rp23 Miliar Disorot 1 Desember di Jayapura: Polisi Amankan Ratusan Botol Miras Ilegal, Penjual Ngacir

POLITIK · 22 Aug 2024 20:17 WIT

Aksi Bisu Koalisi Masyarakat Sipil dan AJI Jayapura di Sorong Tolak Revisi UU Pilkada


					Koalisi Masyarakat Sipil dan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jayapura menggelar aksi bisu di Taman Sorong City, Kota Sorong, Papua Barat Daya, sebagai protes terkait upaya revisi UU Pilkada. (AJI Jayapura) Perbesar

Koalisi Masyarakat Sipil dan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jayapura menggelar aksi bisu di Taman Sorong City, Kota Sorong, Papua Barat Daya, sebagai protes terkait upaya revisi UU Pilkada. (AJI Jayapura)

KABARPAPUA.CO, Sorong – Koalisi Masyarakat Sipil dan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jayapura menggelar aksi bisu di Taman Sorong City, Kota Sorong, Papua Barat Daya. Aksi ini sebagai protes terkait upaya revisi UU Pilkada.

Pemuda Adat Moi Sorong, Ayub Paa, mengatakan selama 10 Tahun kekuasaan rezim Jokowi, Presiden leluasa merombak sistem demokrasi di Republik Indonesia.

“Jokowi hari ini mempertontonkan satu contoh pemerintahan yang bobrok, sebab tengah menyiapkan aturan agar dinasti politik langgeng di Indonesia,” ujar Ayub.

Selama menjelang akhir jabatan, Jokowi justru kembali berulah dengan mendorong revisi UU KPK, Polri, TNI, Penyiaran, dan UU Pilkada yang menguatkan politik dinasti.

“Kita semua tahu Jokowi ini tumbuh dari sipil, namun di akhir masa jabatannya dia berubah jadi monster kapitalis,” tegasnya.

Selama ini masyarakat adat membutuhkan pengesahan RUU Masyarakat Adat. Hanya saja rezim Jokowi bersekongkol dengan DPR agar melawan Putusan MK No.60/PUU-XXI/2024 terkait ambang batas.

“Kita tahu Mahkamah Konstitusi (MK) hari ini tengah memperbaiki mukanya di depan publik. Namun Jokowi dan DPR justru mau melawan semuanya demi dinasti,” ucapnya.

Menurutnya, kekuasaan rezim Jokowi hari ini hanya cari sensasi dengan memakai baju adat di Istana Negara.  Mereka justru mengabaikan RUU terkait Masyarakat Adat.

“Selama ini rezim Jokowi ikut menyiapkan aturan yang rasis. Dimana memberi ruang ke pemilik modal mengeruk hasil bumi orang Papua sebesar-besarnya,” jelasnya.

Ayub berharap gerakan yang digelar di Kota Sorong bisa membuka mata rezim Jokowi agar kembali melihat kepentingan publik.

Anggota Advokasi AJI Jayapura, Safwan, mengaku ikut prihatin melihat kondisi rezim Jokowi yang menjelma jadi pemerintahan oligarki dan dinasti.

“Hari ini banyak Masyarakat Adat Papua kehilangan Tanah Adat. Namun yang dibuat hari ini adalah menyiapkan aturan agar melanggengkan politik dinasti,” katanya.

Artikel ini telah dibaca 96 kali

badge-check

Penulis Berita

Baca Lainnya

Siap Maju Pilgub Papua Barat, Markus Waran akan Gandeng Wakil dari Fakfak atau Kaimana

14 November 2025 - 18:02 WIT

Markus Waran: Terimakasih Mama Ketua Umum, Telah Percayakan OAP Pimpin PDIP

14 November 2025 - 11:49 WIT

Bupati Hasan Achmad Buka Konfercab PDIP Kabupaten Kaimana

13 November 2025 - 21:43 WIT

Tarian Adat dan Pawai Maritim Sambut Peserta Konferda PDIP di Papua Tengah

5 November 2025 - 11:15 WIT

Reses di Kaimana, Anggota DPRPB Jamiah Qomariah Fasilitasi Pertemuan SPP

3 November 2025 - 17:20 WIT

HUT ke-61, Sekda Kaimana: Partai Golkar Berkontribusi dalam Pembangunan

21 October 2025 - 19:20 WIT

Trending di POLITIK