KABARPAPUA.CO, Kota Jayapura– Pemerintah Provinsi Papua menargetkan 188.659 anak berusia 0-7 tahun mendapatkan tetesan polio pada Pekan Imunisasi Nasional (PIN) polio yang akan dimulai 27 Mei 2024.
PIN Polio dilaksanakan sepanjang 4 bulan ke depan untuk perang melawan penyakit polio yang sudah ditemukan di daerah otonomi baru (DOB) Papua, yakni di Nduga, Provinsi Papua Pegunungan, lalu di Asmat Provinsi Papua Selatan dan di Timika yang terletak di Provinsi Papua Tengah.
Dalam prosesnya, PIN nOPV2 dilaksanakan dengan jarak minimal 4 minggu setelah PIN nOPV2 putaran kedua selesai. Masing-masing putaran PIN dilaksanakan dalam waktu 1 minggu ditambah 5 hari sweeping, dengan jarak minimal antar putaran adalah PIN nOPV2 pada 2 minggu dan PIN bOPV selama 4 minggu atau satu bulan.
“PIN Polio ini untuk melawan perang terhadap temuan kasus polio di DOB Papua. Kami berharap dengan aksi masif yang diterima oleh masyarakat, tak ditemukan lagi kasus polio di Papua. Dari jumlah 188.659 anak, kami targetnya tercapai 95 persen,” kata Sekretaris Dinas Kesehatan Papua, dokter Aaron Rumainum, saat pertemuan dengan media di Kota Jayapura bersama dengan UNICEF Papua dan Papua Barat, Rabu 22 Mei 2024.
Data dari Dinas Kesehatan Papua, Kota Jayapura terbanyak dalam jumlah sasaran yakni 66.163 anak, lalu tertinggi kedua Kabupaten Jayapura dengan sasaran 34.800 anak, Biak Numfor sebanyak 24.932 anak, Kepulauan Yapen 21.574 anak, Keerom 12.597 anak, Sarmi 8.164 anak, Mamberamo Raya 7.654 anak, Waropen 7.510 anak dan Supiori 5.265 anak.
“Untuk di Papua, kendala di lapangan hampir tak ditemukan. Kami berharap peran serta masyarakat, tokoh agama, perempuan, pemuda dan semua pihak dapat meningkatkan cakupan polio,” ujarnya.
Kepala UNICEF Perwakilan Papua Aminuddin M Ramdan menuturkan imunisasi merupakan hak dasar anak dan melibatkan peran serta dari keluarga, khususnya orang tua dan lingkungan sekitar.
“Imunisasi ini penting untuk peningkatan cakupan imunisasi, terlebih jika melihat kejadian luar biasa (KLB) sejumlah penyakit dalam beberapa tahun ini terakhir di Papua,” katanya
Ramdan menyebutkan dalam proses PIN Polio, UNICEF memberikan pendampingan secara teknis kepada pemda di Papua untuk menjalankan kebijakan secara maksimal.
Imunisasi Officer UNICEF Papua, dokter Husni Muttaqin menyebutkan vaksin yang digunakan untuk tetesan polio sudah dikembangkan jauh sebelumnya dan sampai saat ini belum ditemukan kondisi serius pasca vaksin polio.
“Vaksin ini sudah digunakan lebih di 3000 negar dan juga di sejumlah provinsi di Indonesia. Semoga tak ditemukan kondisi serius pasca vaksin,” ujarnya. *** (Katharina)