KABARPAPUA.CO, Nabire– Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Papua Tengah menggandeng Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung dan sejumlah mitra strategis untuk mengembangkan kurikulum pendidikan HIV/AIDS yang inovatif dan inklusif.
Penandatanganan kerja sama dilakukan di Kantor Sekretariat KPA Papua Tengah, Nabire, pada Selasa 11 November 2025.
Kolaborasi ini difokuskan pada pengembangan muatan lokal (mulok) berisi Program Pendidikan Inklusif Materi Seksualitas (PIMS) yang akan diterapkan mulai dari tingkat SD hingga SMA.
Ketua KPA Papua Tengah, Freny Anouw menyampaikan saat ini, kasus HIVAIDS lebih dari 23 ribu dan menuntut pendekatan edukasi yang lebih sistematis dan berkelanjutan.
Freny menjelaskan materi pendidikan akan menjadi mata pelajaran tersendiri, bukan hanya bagian dari bimbingan konseling, sehingga siswa belajar secara rutin dan terstruktur sebagai bagian dari pembelajaran kesehatan dan pembentukan karakter.
Setelah kurikulum selesai difinalisasi, KPA akan melakukan uji coba di sekolah-sekolah percontohan sebelum didistribusikan ke delapan kabupaten di Papua Tengah pada tahun ajaran 2026.
Sementara itu, Maura Wijaya dari tim pengembang kurikulum UPI Bandung menjelaskan, kurikulum ini mengadopsi pendekatan Kurikulum Merdeka dan dirancang agar sesuai dengan kondisi sosial budaya Papua Tengah.
“Materi disusun agar mudah dipahami dan mengedukasi tanpa stigma, sehingga siswa bisa menerima pendidikan kesehatan reproduksi dengan cara yang sehat dan inklusif,” katanya. *** (Vero)




















