KABARPAPUA.CO, Kaimana – Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) dan Litbang Kabupaten Kaimana Papua Barat, Abdul Rahim Furuada meminta masyarakat Kaimana untuk bersiap jelang masuknya Perusahan Migas di Block Bobara.
Menurutnya, saat ini bukan lagi waktunya untuk memperdebatkan kapan perusahan tersebut masuk, tetapi bagaimana masyarakat Kaimana dapat siap untuk menjadi bagian dari hadirnya perusahan besar itu.
Pada kabarpapua.co di ruang kerjanya, Senin, 10 November 2025, Abdul Rahim mengaku informasi bahwa akan masuknya investor besar yang akan bergerak di bidang LNG sebenarnya adalah informasi yang tidak salah lagi.
Informasi ini, kata Abdul, mengandung maksud bahwa semua pihak, baik pemerintah maupun kalangan dunia usaha dan masyarakat harus bisa mengantisipasi.
“Kebetulan kami duduk di kantor yang tugasnya adalah merencanakan pembangunan, dan itu berarti menghayal sesuatu yang akan terjadi di masa depan dengan merujuk pada data dan informasi saat ini,” katanya.
Dikatakan, saat ini sudah ada informasi masuknya perusahan dan sudah pasti akan masuk banyak tenaga kerja. Tenaga kerja ini membutuhkan makanan, baik itu sayuran maupun buah-buahan, lalu bagaimana antisipasi masyarakat di Kaimana.
“Bisakah peluang makanan ini bisa kita sediakan dari Kaimana? Mungkin tidak semuanya tetapi paling tidak ada beberapa persen biaya yang bisa kita rasakan dan tidak hanya menjadi penonton,” tegasnya.
Selain menyiapkan bahan makanan, pemerintah daerah juga berperan sejak awal dalam menyediakan tenaga-tenaga kerja yang memiliki kemampuan dan keterampilan untuk kemudian akan masuk dan bekerja dengan gaji yang besar.
“Gaji yang besar itu ketika diberikan kepada istri dan anak. Semuanya itu akan berakumulasi menghasilkan peredaran uang yang cukup besar di Kaimana,” ujarnya.
Dirinya menyebut, pemerintah Kabupaten Kaimana di beberapa periode lalu pernah menyekolah anak-anak Kaimana di Perguruan Tinggi Migas, sehingga saat ini ada anak-anak Kaimana yang telah mengantongi Ijasah di bidang tersebut.
Walau begitu, ada berbagai pekerjaan lain yang menurutnya tidak membuthkan ijazah tetapi melalui training, seperti las bawah laut dan beberapa hal lain.
Selanjutnya kata pria asli Suku Irarutu di Kaimana ini, perlu disiapkan juga Badan Usaha milik Daerah (BUMD), sehingga kemudian dapat menjadi mitra dari perusahaan.
“Semua yang saya bicara tadi ini tentang apa yang harus kami siapkan dan itu sudah ada di Rencana Pembangunan Jangka Menengah periode lima tahun sekali,” ungkapnya.
Dia menegaskan, karena ini merupakan perusahan yang besar, maka tidak mungkin perencanaanya maju mundur. Setiap tahapanya pasti sudah jelas, kapan perusahan itu akan masuk dan kapan merekrut tenaga kerja.
“Kita tahu pengalaman-pengalaman yang terjadi di tanah Papua, misalnya LNG Tangguh atau Freeport, bisa jadi presentase dari tenaga kerja kita asli Papua itu kurang sekali. Ini contoh yang harus kita antisipasi,” tegasnya. ***(Yosias Wambrauw)




















