OPINI
*Penulis: Dr. Tri Gunaedi (Dosen Jurusan Biologi Universitas Cenderawasih)
UNIT usaha di Badan Usaha Milik Desa Mekar Jaya, berhasil membuat kecap sagu. Keberhasilan ini melalui proses pelatihan dan bimbingan pada aspek produksi dan aspek pemasaran yang dilakukan oleh akademisi dari Universitas Cenderawasih dengan pimpinan pelaksana Dr. Tri Gunaedi dan Dr. Ign, Joko Suyono.
Dalam pelatihan itu, Dr. Meinarni Asnawi menjadi pembimbing dalam aspek pemasaran. Kegiatan ini terlaksana atas pendanaan melalui skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat ruang lingkup Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat, Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi Republik Indonesia.

Permasalahan dalam hal aspek produksi dapat diselesaikan dengan pelatihan dan bimbingan mengenai proses produksi kecap sagu, menguji kualitas mutu melalui uji organoleptic dan meningkatkan produksi disertai pelabelan produk serta ijin produksi dan sertifikat halal.
Sedangkan permasalahan dalam aspek pemasaran dapat diselesaikan dengan pelatihan dan bimbingan mengenai perhitungan laba rugi dan penentuan harga per unit produk, pengelolaan bahan baku dan bahan jadi serta strategi pemasaran produk kecap sagu.
Para peserta pelatihan sangat antusias mengikuti pelatihan dan bimbingan dengan harapan dapat menghasilkan kecap sagu yang bermutu yang akan menjadi primadona unggulan produk unit usaha bumdes Mekar Jaya dan merupakan daerah pertama di Bumi Cenderawasih yang telah dapat memproduksi kecap dengan rasa yang tidak kalah dengan kecap yang ada di pasaran.
Proses Pembuatan

Proses pembuatan kecap sagu diawali pembuatan bibit kecap dengan melakukan fermentasi potongan 1 kilogram tempe kedelai ke dalam 4 liter larutan 40 persen garam dan diinapkan selama 1-2 bulan. Fermentasi dinyatakan berhasil apabila tercium bau khas tempe.
Setelah terbentuk bibit kecap kemudian dicampur dengan 6 liter air kelapa selanjutnya didihkan dan ditambah dengan gula aren apabila menghendaki kecap rasa manis.
Selain itu juga ditambah rempah rempah berupa pekak,kluwak, bawang putih, sereh, daun salam, wijen, kemiri. Bakal kecap tetap dididihkan dan setelah tercium khas kecap, api kompor dikecilkan dan ditambah larutan tepung sagu terus diaduk hingga mendidih, dan dihentikan pemasakan tunggu hingga dingin dan disaring kemudian dimasukkan ke dalam botol kecap. Kecap sudah siap dikonsumsi dan dipasarkan.
Kecap sagu disukai oleh masyarakat, gurih tidak terlalu manis dan tidak terlalu asin. Diolah dari berbagai bahan yang didapatkan dari bumi Papua. ***
*) Isi opini atau artikel ini menjadi tanggungjawab penulis sepenuhnya, bukan menjadi tanggungjawab redaksi KabarPapua.co.




















