Menu

Mode Gelap
Antisipasi 1 Desember, TNI Polri Patroli 2×24 jam di Kota Jayapura Pesan Sejuk Polri di Deklarasi Pemilu Ceria Tanah Papua Gedung Perpustakaan SMPN 5 Sentani Terbakar Hibah Pilkada Jayapura Cair 10 Persen, Deposit Kas Daerah Rp23 Miliar Disorot 1 Desember di Jayapura: Polisi Amankan Ratusan Botol Miras Ilegal, Penjual Ngacir

NOKEN · 8 Aug 2025 11:52 WIT

Evaluasi Quick Count


					Ilustrasi hitung cepat. Foto: Net Perbesar

Ilustrasi hitung cepat. Foto: Net

OPINI

*Penulis: Nasarudin Sili Luli (Direktur NSL Political Consultant and Strategic Campaign

MENJAWAB pertanyaan masyarakat apakah quick count mencerminkan hasil pemilihan, sifatnya adalah memprediksi atau memproyeksikan hasil pemilihan.

Namun, tetap ada kemungkinan adanya kesalahan (margin of error) dari hasil quick count, karena yang digunakan dalam quick count adalah sampel TPS, bukan keseluruhan TPS.

Sehingga untuk menentukan akurasi dari quick count adalah metodologi yang digunakan serta jaminan independensi lembaga yang melaksanakannya.

Faktor

Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan hasil quick count PSU Pilkada Papua tidak akurat, di antaranya:

Pertama: Kesalahan Sampling: Jika sampel TPS yang dipilih tidak representatif secara statistik terhadap populasi pemilih secara keseluruhan, maka hasil quick count yang diklaim pasangan Mari-Yo dan BTM-CK bisa menjadi tidak akurat.

Kesalahan dalam memilih sampel TPS dapat mengakibatkan bias yang signifikan dalam estimasi perolehan suara.

Mustahil perhitungan secepat itu dengan penyebaran 2023 jumlah TPS dengan kondisi Papua geografis dan demografi pemilih yang sangat sulit untuk diakses, dari tingkat distrik hingga kampung.

Anehnya lagi, saksi TPS dan tim dari masing-masing calon tidak semuanya terisi, dari mana mereka bisa mengakses data? Ini adalah kesalahan (margin of error) terbesar dan sulit untuk bisa dipertanggung jawabkan untuk penarikan sampel yang digunakan.

Kedua: Kesalahan Penghitungan: Proses penghitungan suara di TPS yang menjadi sampel quick count dapat mengalami kesalahan manusia atau teknis. Kesalahan dalam mencatat atau menghitung suara secara benar bisa mempengaruhi akurasi hasil quick count.

Nasarudin Sili Luli (Direktur Eksekutif Political Consultant and Strategic Campaign). (Foto: pribadi)

Berkaca dari Pilkada putaran pertama, begitu banyak kesalahan yang dilakukan KPPS tidak terampil dan profesional, entah disengaja atau tidak, faktanya penulisan dan rekapan tingkat TPS sering menuai banyak kontroversi, ada suara yang digelembungkan dan ada pula dihilangkan, ini fakta. Jika sampel yang diambil dari TPS tersebut otomatis data yang dihasilkan tidak akurat.

Ketiga: Manipulasi Data: Ada potensi manipulasi data atau kecurangan dalam pengumpulan atau pengolahan data quick count. Meskipun langkah-langkah pengawasan biasanya dilakukan untuk mencegah hal ini, namun risiko manipulasi tetap ada dan bisa mempengaruhi akurasi hasil.

Tak hanya soal data, independensi lembaga survei perlu dipertanyakan soal kredibilitas dan profesionalisme dalam melakukan kerja-kerja ilmia dimaksud.

Jika lembaga survei dari awal didanai calon, maka otomatis kerjanya sesuai orderan, tugasnya jelas melakukan propaganda membentuk opini publik.

Keempat: Kondisi Politik dan Sosial: Faktor eksternal seperti kondisi politik dan sosial yang tidak stabil atau bergejolak dapat memengaruhi partisipasi pemilih, pola perolehan suara, dan akurasi quick count.

Konteks politik yang kompleks dan perubahan mendadak dalam opini publik bisa membuat prediksi quick count menjadi tidak akurat.

Ketidakpastian Margin of Error: Meskipun quick count menggunakan metode statistik untuk mengurangi kesalahan, namun tetap ada ketidakpastian yang disebut sebagai Margin of Error (MoE).

MoE ini menunjukkan seberapa jauh hasil quick count bisa berbeda dari hasil real count, dan bisa membuat estimasi tidak akurat.

Semua faktor di atas perlu dipertimbangkan dengan serius dalam mengevaluasi hasil quick count pada PSU Pilkada 2025.

Meskipun quick count seringkali memberikan gambaran awal yang cukup akurat, namun tetap perlu diingat bahwa hasilnya belum final dan hanya bersifat prediktif hingga proses real count selesai dilakukan oleh KPU Provinsi Papua. ***

*) Isi opini atau artikel ini menjadi tanggungjawab penulis sepenuhnya, bukan menjadi tanggungjawab redaksi KabarPapua.co.

Artikel ini telah dibaca 41 kali

badge-check

Penulis Berita

Baca Lainnya

Jokowi Sulit Dijerat Hukum Proyek Whoosh

29 October 2025 - 21:16 WIT

Kecap Sagu ala Warga Kampung Gwinjaya Sarmi

15 October 2025 - 14:06 WIT

Mari Bersama Membangun Papua Pegunungan

27 August 2025 - 11:33 WIT

Pilkada Papua: Strategi Perang PKS

31 July 2025 - 06:32 WIT

Merdeka Belajar dalam Bingkai Kearifan Lokal: Aktualisasi Pemikiran Ki Hajar Dewantara di Mimika, Papua Tengah

4 July 2025 - 21:04 WIT

Strategi BTM dan “Konflik” Komunikasi Politik

2 July 2025 - 12:52 WIT

Trending di NOKEN