KABARPAPUA.CO, Kota Jayapura – PT Air Minum Jayapura Robongholo Nanwani (Perseroda) mengungkapkan sejumlah permasalahan terkait kurang maksimalnya pelayanan air bersih kepada masyarakat.
Direktur Utama PT Air Minum (PTAM) Jayapura, Entis Sutisna mengungkapkan, tantangan pelayanan yang dihadapi bersifat multi intik dengan 23 titik sumber air dan 12 aliran sungai yang berbeda. “Pelayanan kami tak bisa merata karena bergantung pada kondisi sumber air di masing-masing lokasi,” ujarnya di Kota Jayapura, Papua, Rabu, 5 Maret 2025.
Entis menjelaskan, pelayanan air bersih di Jayapura sangat bergantung pada posisi sumber air. Sebagai contoh, masyarakat di Entrop tergantung pada sumber air di kawasan Entrop. Sementara masyarakat di Perumnas 1, 2, dan 3 di Waena mendapatkan air dari sumber air Kamwolker.
“Hal ini menyebabkan ketidakmerataan pelayanan air bersih di seluruh wilayah. Masyarakat di Tanah Hitam dan Abe Pantai mengeluh karena pelayanan kami hanya ada seminggu dua atau tiga kali. Sumber air utama mereka ada di Siborgonji, yang tak terhubung dengan jalur-jalur lainnya,” jelas Entis.

Ilustrasi air bersih/Net.
Sumber air terbesar yang dimiliki PTAM Jayapura, kata Entis, adalah di Kojabo, yang dibagi menjadi tiga wilayah pelayanan: Jayapura Utara pada Senin, Kamis, Sabtu. Terus sisanya untuk Jayapura Selatan dan Abepura. “Dengan pola dan sistem multi ini, kami berusaha membagi air sesuai dengan lokasi sumber air, tetapi masih banyak wilayah yang tak optimal,” jelasnya.
Entis juga mengungkapkan, ada 39.450 pelanggan yang tersebar di Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura, namun tidak semuanya bisa dilayani dengan sama rata. “Ada yang dapat seminggu empat kali, tiga kali, bahkan dua kali tergantung dari sistem multi intik dan multi zona,” tambahnya.
Menurut Entis, ada dua faktor utama yang menjadi tantangan dalam pelayanan air bersih di Jayapura. Pertama, daya dukung lingkungan yang mulai menurun di berbagai lokasi. Kedua, keterbatasan sumber air yang tidak pernah bertambah sejak tahun 2019, sementara jumlah penduduk terus meningkat.
“Sejak tahun 2019 sampai hari ini, belum ada penambahan sumber air di Kota Jayapura. Kami harus memaksimalkan kondisi yang ada, memanfaatkan sumber air yang terbatas,” jelas Entis.
Untuk itu, kata Entis, PTAM Jayapura berharap pemerintah provinsi, kota, dan kabupaten dapat duduk bersama untuk mencari solusi dalam menemukan sumber air baru. “Harapan kami, pemerintah dapat bersinergi mencari sumber air baru,” pungkasnya. ***(Imelda)