Menu

Mode Gelap
Antisipasi 1 Desember, TNI Polri Patroli 2×24 jam di Kota Jayapura Pesan Sejuk Polri di Deklarasi Pemilu Ceria Tanah Papua Gedung Perpustakaan SMPN 5 Sentani Terbakar Hibah Pilkada Jayapura Cair 10 Persen, Deposit Kas Daerah Rp23 Miliar Disorot 1 Desember di Jayapura: Polisi Amankan Ratusan Botol Miras Ilegal, Penjual Ngacir

PUBLIK · 29 Mar 2024 00:16 WIT

85 Warga Kota Jayapura Terserang DBD, 2 Orang Meninggal Dunia


					Ilustrasi nyamuk Aedes Aegypti penyebab demam berdarah. (net) Perbesar

Ilustrasi nyamuk Aedes Aegypti penyebab demam berdarah. (net)

KABARPAPUA.CO, Kota Jayapura – Dinas Kesehatan Kota Jayapura mencatat 85 kasus Demam Berdarah Dengue (BDD) hingga 25 Maret 2024. Kasus DBD juga mengakibatkan 2 orang meninggal dunia.

“Jadi memang ini warning buat kita semua. Untuk Kota Jayapura kita memiliki sudah sampai tanggal 25 Maret ini ada kasus kita 85 kasus dan ada yang meninggal 2 orang,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan Kota Jayapura, Ni Nyoman Sri Antari usai Rakor Penanggulangan DBD, Kamis 28 Maret 2024.

Sri Antari meminta semua pihak perlu waspada dengan peningkatan kasus yang luar biasa ini. Sebab, menurut dia, kasus ini terjadi bukan hanya di Kota Jayapura saja tapi mengglobal seluruh dunia.

“Jika kita petakan kasus Demam Berdarah ada di semua distrik di Kota Jayapura.  Kasus paling tinggi di Distrik Abepura sebanyak 44 kasus.  Kelurahan yang paling tinggi Asano sebanyak 14 kasus, kalau Muara Tami ada satu ya,” bebernya.

Sri Antari menyebut,  60  hinga 80 persen DBD tidak bergejala dan penyembuhannya cepat jika daya tahan tubuh kita bagus. Dia pun mengingatkan langkah pencegahan 3M Plus, seperti menaburkan bubuk larvasida pada penampungan air, menggunakan obat anti nyamuk dan menggunakan kelambu saat tidur.

Deteksi Dini Jadi Pilar Utama Perangi Demam Berdarah

Tabel data kasus DBD di Kota Jayapura. (KabarPapua.co/Natalya Yoku)

Asisten III Bidang Administrasi Umum Setda Kota Jayapura, Nur Bi Adji mengarakan, salah satu pilar utama dalam memerangi DBD adalah deteksi dini. Salah satunya dengan kampanye pendidikan dan kesadaran masyarakat terkait DBD.

“Untuk mengurangi penyebaran demam berdarah secara signifikan, keterlibatan masyarakat adalah kuncinya. kita membutuhkan partisipasi aktif dari setiap individu untuk menjaga lingkungan mereka tetap bersih dan bebas dari genangan air,” katanya.

Langkah selanjutnya, kata Nur,  kemampuan untuk merespon dengan cepat dan efektif terhadap kasus DBD. Unut itu, sistem layanan kesehatan harus dilengkapi untuk memberikan perawatan yang tepat waktu dan tepat guna-guna bagi mereka yang terkena dampaknya.

“Kita juga harus memperkuat sistem pengawasan untuk melacak prevalensi penyakit dan mengidentifikasi titik-titik yang muncul,” ujarnya sembari mengajak dan mengimbau seluruh warga kota Jayapura memerangi DBD.

Ketua Panitia Rakor Penanggulangan DBD Kota Jayapura, Yusnita Pabeno menjelaskan rakor ini merupakan salah satu upaya peningkatan deteksi dini dan respon cepat terhadap penyakit  DBD.

“ Rakor ini kami gelar untuk meningkatkan sinergi lintas sektor, mengingat kasus DBD diperkirakan akan masih cenderung meningkat dan meluas sebarannya. Hal ini karena faktor penularan DBD tersebar luas  di tempat pemukiman maupun tempat umum,” katanya. *** (Natalya Yoku)

Artikel ini telah dibaca 66 kali

badge-check

Penulis Berita

Baca Lainnya

Wamendagri Ribka: Makan Bergizi Gratis Dimulai 2 Januari 2025

23 November 2024 - 18:50 WIT

Youth Economic Summit 2024 Dorong Kaum Muda Berinovasi untuk Ekonomi Hijau

22 November 2024 - 18:59 WIT

Pengelola Hotel di Papua Wajib Laporkan Tamu WNA ke Imigrasi, Ini Tujuannya

20 November 2024 - 20:53 WIT

Tokoh Adat Ajak Warga Papua Jaga Kedamaian Sambut Desember

20 November 2024 - 18:36 WIT

Kala John Rettob Bantu Perabot Gereja Keakwa: Ada Sejarah Hubungan Emosional

19 November 2024 - 19:34 WIT

Posyandu dan Puskesmas, Garda Terdepan Pencegahan Stunting

18 November 2024 - 22:46 WIT

Trending di PUBLIK