KABARPAPUA.CO, Kota Jayapura– Stasiun Geofisika Kelas I Jayapura mencatat sepanjang 2024, terjadi 4.512 kali gempa bumi di wilayah Papua. Jumlah ini terhitung sejak 1 Januari hingga dengan 31 Desember 2024.
Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Jayapura Ir. Herlambang Hudha menuturkan dari jumlah tersebut, gempa bumi yang dapat dirasakan mencapai 63 kejadian.
“Sebanyak 63 gempa itu mengguncang Sorong, Manokwari, Ransiki, Biak, Serui, Waropen, Fakfak, Nabire, Mamberamo, Sarmi, Kabupaten Jayapura, Keerom dan Kota Jayapura, ” jelas Herlambang, Rabu 1 Januari 2025.
Ia menjelaskan, gempa bumi tersebut tercatat dengan distribusi magnitude bervariasi, mulai dari Magnitudo (M) M<=3 sebanyak 2.672 Kejadian, 3 <=M<= 5 sebanyak 1.792 kejadian, dan M>= 5 sebanyak 48 kejadian.
Tercatat, gempa itu dengan distribusi kedalaman D<= 60 Km (kedalaman kurang dari 60 Km) sebanyak 4.225. Kedalaman 60 =< D < 300 sebanyak 284, dan kedalaman lebih dari 300 Km (D>=300) sebanyak 3 Kejadian.
Menurutnya, gempa yang signifikan dan berdampak adalah gempa dengan magnitudo besar dengan kedalaman dangkal.
Data dan informasi kegempaan yang disampaikan diharapkan bisa menjadi pertimbangan dalam perencanaan pembangunan di masa-masa yang akan datang. Sehingga bila terjadi gempa bumi, masyarakat dapat terhindar dari dampak yang terjadi.
Upaya mitigasi dengan meningkatkan pemahaman masyarakat terkait data dan informasi gempabumi dan tsunami dari BMKG sangat diperlukan.
Hal itu penting untuk mengurangi resiko kerugian yang ditanggung oleh masyarakat. Tanah Papua merupakan daerah dengan aktivitas gempa yang sangat tinggi. Ini karena adanya zona subduksi sebelah Utara Papua.
“Subduksi Utara Papua yang menghujam ke arah Selatan membentuk sesar-sesar yang sebagian besar sesar memanjang dari Barat ke Timur sepanjang zona subduksi hal ini memicu tingginya seismisitas di Papua,” jelasnya. *** (Faisal Narwawan)