KABARPAPUA.CO, Mappi – Kasus kematian seorang perempuan berinisial MZA (24), ASN Bandara Kepi, Kabupaten Mappi, Provinsi Papua Selatan, akhirnya menemui titik terang.
Korban MZA ditemukan tak bernyawa di kamar kost di kawasan Jalan Bandara Kepi dengan posisi gantung diri. Dari penelusuran kepolisian, korban nekat mengakhiri hidup karena masalah asmara.
“Motif korban MZA nekat mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri, karena permasalahan asmara. Korban menjalani hubungan asmara dengan personel Polri dari Satuan Brimob berinisial U,” ungkap Kapolres Mappi, AKBP Yustinus S. Kadang, Jumat 17 Januari 2025.
Kadang mengemukakan hubungan asmara MZA dan U diketahui dari bukti pesan instagram korban pada handphone milik. Dalam pesan tersebut, MZA dan U sempat terlibat bertengkar, karena dituduh menjalin asmara dengan pria lain.
“Saya tegaskan informasi dan narasi yang beredar melalui media sosial bahwa korban dibunuh oleh oknum anggota polri yang bertugas di Polres Mappi. Lalu berita pembunuhan yang dilakukan oleh rekan kerja korban ER, saya tegaskan hoaks, korban murni bunuh diri,” tandasnya.
Berdasarkan hasil visum luar terhadap korban, ditemukan tanda-tanda hipoksia (kekurangan oksigen jaringan) dan luka goresan pada tangan. Polisi memastikan tidak menemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban.
Bunuh Diri Pakai Kain Jilbab
Kasat Reskrim Polres Mappi, Iptu Bisma Putra, mengatakan korban bunuh diri dengan cara mengikat kain jilbab pashmina pada leher sebanyak dua ikatan simpul mati.
Kemudian korban mengikatkan kain jilbab pada teralis jendela paling atas, selanjutnya membuang diri ke arah depan. Tindakan korban mengakibatkan tertarik kembali ke belakang hingga membuat leher korban terjerat.
“Dari situ kita lihat bahwa posisi korban tidak duduk di lantai tapi melayang kurang lebih 10 centimeter,” bebernya.
Sebelum gantung diri, korban sudah melakukan percobaan bunuh diri di dapur. Fakta ini diketahui dengan melihat mesin cuci yang berpindah tempat ke depan kamar mandi, sebagai pijakan menggapai balok yang ada di atap rumah.
“Melihat jarak antara balok kayu dan pijakan korban terlalu tinggi membuat korban mencari cara lain,” ujarnya.
Dari hasil penyelidikan, korban juga sudah berupaya untuk melakukan bunuh diri dengan menggores tangannya. Fakta ini diperkuat dari hasil pesan percakapan korban dengan oknum Brimob berinisial U.
“Adanya upaya korban meyakinkan oknum Brimob berinisial U bahwa tidak ada pria lain selain oknum Brimob tersebut dengan mengirimkan pesan melalui instagram,” kata Putra.
Kronologi Awal
Sebelum ditemukan tak bernyawa, korban sempat dihubungi Kepala Bandara Kepi, namun tidak ada respon. Kepala Bandara lalu meminta tolong rekan korban berinisial ER untuk mengecek di tempat kosnya.
Sesampainya di kos, ER mengetuk pintu rumah korban sambil menelepon secara berulang-ulang namun korban tidak menjawab panggilan. ER lalu mengecek pintu belakang rumah, karena melihat ada motor dan AC korban yang masih menyala.
Saksi ER berinisiatif masuk melalui pintu belakang dengan cara mendobrak pintu belakang karena terkunci. Setelah itu ER mengecek korban sambil memanggil nama korban hingga melihat korban yang sudah dalam posisi gantung diri.
Dalam kasus ini, polisi mengamankan sejumlah barang bukti di kamar kos korban. Barang bukti dimaksud berupa kain jilbab warna coklat, daster, celana dalam, bra, ponsel dan kunci sepeda motor.
Polisi juga mengamankan dompet korban berisi uang tunai Rp 1 juta lebih, kartu berobat dan kartu delivery order dan obat antibiotik. *** (Rilis)