KABARPAPUA.CO, Nabire– Laboratorium Suara Indonesia (LSI) mengeluarkan hasil survei tingkat keterpilihan pasangan calon (paslon) kepala daerah Provinsi Papua Tengah Willem Wandik-Aloysius Giyai mencapai 60,7 persen. Hasil ini adalah tertinggi dibandingkan calon lainnya.
Lalu, diurutan selanjutnya yakni Meki Nawipa-Denas Geley dipilih sebanyak 12,2 persen, Natalis Tabuni-Titus Natkime dipilih sebanyak 10,6 persen, John Wempi Wetipo-Ausilius Youw dipilih sebanyak 8,1persen, dan sebanyak 8,4 persen belum menentukan pilihan.
Direktur Eksekutif LSI, Albertus Dino dalam keterangan tertulisnya menjelaskan tingginya tingkat keterpilihan pasangan Willem Wandik-Aloysius Giyai memiliki hubungan yang signifikan dengan tingkat popularitas dan akseptabilitas paslon gubernur dan wakil gubernur yang diuji pada responden dengan memberikan 4 nama paslon gubernur dan wakil gubernur.
Lalu, ditanyakan kepada responden seberapa kenal dan diterima atau disukai nama terhadap 4 paslon tersebut pada masyarakat Papua Tengah.
Hasil survei mencatat Willem Wandik-Giyai dikenal oleh 89,9 persen warga responden di Papua Tengah dan disukai oleh 91,3 persen dari yang mengenal namanya.
Hal ini disebabkan Willem Wandik merupakan salah satu dari Tim Kajian Pemekaran Daerah Otonomi Baru (DOB) Papua yang salah satu hasilnya terbentuk Provinsi Papua Tengah dan Aloysius Giyai dikenal sebagai tokoh kesehatan Papua yang berhasil memperbaiki sistem pelayanan kesehatan di Papua.
Sedangkan dari pasangan Meky Nawipa-Denas Geley dikenal oleh 40,4 persen warga dan disukai oleh 32,2 persen dimana yang mengenalnya Meky Nawipa hanya dikenal sebagai pemuda Papua yang menjadi Pilot. Hal ini bukan yang istimewa karena banyak sekali sebelum Meky Nawipa orang Asli Papua yang menjadi Pilot di Garuda Indonesia dan Merpati Nusantara.
Kemudian, pasangan Natalis Tabuni – Titus Natkime dikenal oleh 30,8 persen warga dan disukai oleh 29,9 persen dari yang mengenalnya. Pasangan lain John Wempi Wetipo-Ausilius Youw dikenal oleh 51,7 persen warga dan disukai oleh 26,8 persen dari yang mengenalnya.
“Willem Wandik sebagai calon gubernur di tengah masyarakat Papua Tengah masuk dalam kategori sosiometrik. Di mana muncul dari daya tarik individu yang disukai karena berbagai sifat baiknya dan perilakunya sebagai pemimpin di masyarakat,” jelasnya.
Selain itu memiliki kemampuan personal, memiliki empati dan sering membantu orang lain. Hal ini terkait dengan gaya kepemimpinan Willem Wandik saat menjabat sebagai Bupati di di Kabupaten Puncak.
Dino menjelaskan, survei LSI dilakukan pada tanggal 24 Agustus-1 September 2024 menggunakan sampel sebanyak 1200 responden dari populasi DPT Papua Tengah sebanyak 1.128.844. Survei ini menggunakan metode multistage random sampling.
Dengan margin of Error dari survey ini adalah +/-2,83 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Survei dilakukan dengan metode wawancara face to face dan melalui video call.
Kata Pakar Komunikasi
Sementara itu, Pakar Komunikasi Politik dan Kesejahteraan Sosial, Rinjani Sujono, M.Si dari Rutgers, The State University of New Jersey menjelaskan apa yang sekiranya menjadi alasan Willem Wandik-Aloysius Giyai paling banyak dipilih dengan raihan mencapai 60,7 persen.
Rinjani mengatakan alasan pertama adalah kondisi Papua Tengah yang merupakan provinsi baru yang dinamis.
Selain itu, berubah-ubah dalam hal keamanan dan kesejahteraan masyarakatnya yang masih tertinggal, sehingga menjadi kekhawatiran sendiri bagi masyarakat Papua Tengah akan masa depan.
Dia menilai sosok Willem Wandik dengan pengalaman selama memimpin Kabupaten Puncak dan Aloysius Giyai yang ahli dalam bidang kesehatan dinilai mumpuni untuk memecahkan masalah itu. Menurutnya, Willem Wandik-Aloysius Giyai juga dikenal memiliki karakter pemberani, tegas, dan tenang yang diyakini bisa memenuhi keinginan masyarakat Papua Tengah.
“Dengan demikian mereka dapat dianggap sebagai sosok yang menawarkan masa depan terbaik untuk masyarakat Papua Tengah. Masyarakat Papua Tengah itu sederhana saja, bukan hanya janji semata tapi, bisa direalisasikan. Ini menunjukan Masyarakat Papua Tengah yang rasional butuh kepastian masa depan peningkatan kualitas hidup, tingkat kesejahteraan, dan butuh lapangan kerja yang baik,” ujarnya. *** (Rilis)