Menu

Mode Gelap
Antisipasi 1 Desember, TNI Polri Patroli 2×24 jam di Kota Jayapura Pesan Sejuk Polri di Deklarasi Pemilu Ceria Tanah Papua Gedung Perpustakaan SMPN 5 Sentani Terbakar Hibah Pilkada Jayapura Cair 10 Persen, Deposit Kas Daerah Rp23 Miliar Disorot 1 Desember di Jayapura: Polisi Amankan Ratusan Botol Miras Ilegal, Penjual Ngacir

KABAR JAYAWIJAYA · 9 Jan 2024 00:11 WIT

Tahun 2023, Angka Stunting di Jayawijaya Naik Jadi 29 Persen


					Suasana Rakor bersama OPD membahas percepatan penurunan stunting dan kemiskinan ekstrem di Kabupaten Jayawijaya, Senin 8 Januari 2024. (KabarPapua.co/Stefanus Tarsi) Perbesar

Suasana Rakor bersama OPD membahas percepatan penurunan stunting dan kemiskinan ekstrem di Kabupaten Jayawijaya, Senin 8 Januari 2024. (KabarPapua.co/Stefanus Tarsi)

KABARPAPUA.CO, Wamena – Angka atau prevalensi stunting di Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan pada tahun 2023 naik menjadi 29 persen dari tahun sebelumnya hanya 25 persen.  Angka ini jauh dari target secara nasional sebesar 16 persen.

“Pada tahun 2023, target secara nasional harus menurun jadi 16 persen, namun Kabupaten Jayawijaya bukan turun, melainkan meningkat 25 persen pada 2022 dan naik lagi menjadi 29 persen di 2023,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jayawijaya, dr Willy Mambieuw.

Willy menyebut, angka stunting 29 persen terhitung sampai dengan triwulan III tahun 2023. Sementara triwulan terakhir belum terhitung ini.  “Seharusnya secara regulasi harus turun jadi 16 persen. Kemudian untuk  2024 secara nasional, harus turun ke 14 persen,” ucapnya dalam Rapat Koordinasi OPD, Senin 8 Januari 2024.

Berdasarkan laporan Puskesmas selama tahun 2023, jumlah anak yang menjalani penimbangan mencapai 1.852 anak. Dari total tersebut, 537 anak yang tersebar di 23 distrik mengalami stunting.

“Aksi konvergensi yang sudah kita lakukan selama ini meningkatkan pelaksanaan integrasi dan intervensi gizi dalam pencegahan dan penurunan stunting. Indikatornya jelas, gejala stunting itu jika umur dan tinggi anak tidak sesuai. Salah satu faktornya asupan gizi yang tidak sehat,” ujarnya.

Willy bilang, penanganan stunting tidak hanya setelah bayi atau anak lahir, melainkan mulai dari kandungan. Untuk itu, sudah seharusnya melakukan penanganan untuk pencegahan anak mengalami stunting.

“Jadi kita harus punya presepsi sama bahwa mulai dari kandungan ibu sampai lahir dan selama 2 tahun dan masa pertumbuhan harus ada penganganan untuk mencegah stunting,” katanya.

Sementara itu, Penjabat Bupati Jayawijaya, Sumule Tumbo menekankan, penanganan stunting pada tahun 2024 ini harus serius. Salah satu dengan meluncurkan program -program yang tepat sasaran lewat pemberiaan makanan gizi kepada anak stunting.

Ia pun mengingatkan penanganan intensif bagi 573 anak yang mengalami stunting di 23 distrik. Penanganan ini dilakukan dengan pemberian gizi secara berkala selama 3 bulan.

“Jadi kadar gizinya diatur oleh dokter gizi, sehingga betul-betul terjaga. Menu (makanan) pagi siang sore  sesuai yang ditarget penanganannya selama 3 bulan untuk menyelesai kasus stunting,” ucapnya. *** (Stefanus Tarsi)

Artikel ini telah dibaca 143 kali

badge-check

Penulis Berita

Baca Lainnya

Tumpukan Sampah di TPA Pisugi Jayawijaya Menumpuk

4 October 2024 - 17:02 WIT

Thony Mayor: ASN Jayawijaya Boleh Hadiri Kampanye, tapi Jaga Netralitas

26 September 2024 - 22:37 WIT

Pemkab Jayawijaya Rapat Konsolidasi Jaga Keamanan Pilkada 2024

26 September 2024 - 21:38 WIT

Apresiasi Kemendagri untuk Pj Bupati Jayawijaya, Ini Capaian Kinerjanya

20 September 2024 - 19:58 WIT

Pemkab Jayawijaya Kenalkan Profesi ASN pada Anak Usia Dini

12 September 2024 - 23:38 WIT

Langkah Cepat Pemkab Jayawijaya Tangani Banjir di Distrik Tagime 

12 September 2024 - 17:48 WIT

Trending di KABAR JAYAWIJAYA