Menu

Mode Gelap
Antisipasi 1 Desember, TNI Polri Patroli 2×24 jam di Kota Jayapura Pesan Sejuk Polri di Deklarasi Pemilu Ceria Tanah Papua Gedung Perpustakaan SMPN 5 Sentani Terbakar Hibah Pilkada Jayapura Cair 10 Persen, Deposit Kas Daerah Rp23 Miliar Disorot 1 Desember di Jayapura: Polisi Amankan Ratusan Botol Miras Ilegal, Penjual Ngacir

POLITIK · 29 Oct 2024 20:09 WIT

Sederet Janji Pasangan Mari-Yo saat Kampanye di Biak dan Supiori


					Pasangan Mari-Yo saat kampanya di Biak dan Supiori. Foto: Tim Mari-Yo Perbesar

Pasangan Mari-Yo saat kampanya di Biak dan Supiori. Foto: Tim Mari-Yo

KABARPAPUA.CO, Biak– Pasangan calon  Gubernur dan Wakil Gubernur Papua nomor urut 2, Matius Fakhiri – Aryoko Rumaropen melanjutkan tur kampanye terbatas di wilayah adat Saireri, dengan menyambangi masyarakat di Kabupaten Supiori dan Kabupaten Biak Numfor, pada 27 – 28 Oktober 2024.

Dalam kampanye tersebut, Mari-Yo memaparkan visi misi “Transformasi Papua Baru yang Maju dan Harmonis” dengan tagline Papua Cerah (Cerdas, Sejahtera dan Harmonis).

Sebagai mantan Kapolda Papua yang sukses membawa ribuan anak asli Papua menjadi anggota Polri, calon gubernur (Cagub) Fakhiri menjanjikan akan merekrut sebanyak mungkin anak asli Papua untuk menjadi Aparatur Sipil Negara atau Pegawai Negeri Sipil (ASN/PNS).

Bahkan Fakhiri punya kerinduan agar setiap distrik dan kampung di Papua memiliki perwakilan menjadi seorang ASN dan juga anggota Polri.

“Selama saya jadi Kapolda Papua, sudah ada sekitar 6 ribu anak asli Papua yang lolos Bintara Polri. Semua ini butuh proses, mungkin di tahun 2025, menyasar ke distrik dan tahun 2027 hingga ke kampung,” katanya.

Dirinya memastikan dihadapan ratusan pendukungnya, menitip pesan kepada kapolda yang baru untuk meneruskan apa yang sudah dibuatnya untuk generasi muda Papua.

Pasangan Mari-Yo saat kampanya di Biak dan Supiori. Foto: Tim Mari-Yo

Fakhiri meyakini, jika institusi Polri saja bisa merekrut ribuan anak asli Papua, maka tidak menutup kemungkinan perekrutan CPNS juga pasti bisa.

“Kalau yang susah (tes polri) bisa kita permudah, apalagi nanti kalau kami berdua jadi gubernur dan wakil gubernur, pastinya kita akan upayakan semaksimal mungkin agar kuota untuk orang asli Papua lebih banyak,” tegasnya.

Pemerintahan yang Bersih 

Matius Fakhiri menyatakan, keberadaan kampung-kampung di Papua perlu mendapat perhatian khusus, sehingga ia memiliki kerinduan serta komitmen dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih dari korupsi ketika nantinya terpilih menjadi Gubernur Papua.

Menurutnya, tata kelola pemerintahan harus baik dan bersih, supaya pembangunan yang dimulai dari kampung sampai dengan kabupaten/kota bisa bersinergi dan berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan. 

“Dengan begitu, apa yang dibutuhkan masyarakat bisa terpenuhi. Kalau Tuhan izinkan kami menjadi gubernur dan wakil gubernur, kami akan memperbaiki itu,” katanya.

Dalam mewujudkan Papua yang lebih baik, kolaborasi masyarakat adat perlu ditingkatkan dengan melibatkan seluruh para pemangku kepentingan karena memiliki kewajiban yang sama untuk membantu dan ikut serta dalam membangun perekonomian lewat program-program pemerintah.

Pasangan Mari-Yo saat kampanya di Biak dan Supiori. Foto: Tim Mari-Yo

“Kedamaian di Papua harus bisa terwujud. Dengan begitu perekonomian akan tumbuh baik, sehingga kesejahteraan masyarakat bisa benar-benar terwujud. Apalagi kalau semua kepala daerah bekerja baik dan mau turun langsung melihat rakyatnya. Jangan hanya ketika kampanye politik saja baru turun ke kampung-kampung untuk cari suara dukungan,” ujarnya.

Untuk wujudkan itu, Matius Fakhiri mengajak seluruh masyarakat Supiori dan Biak untuk maju bersama Mari-Yo raih kemenangan untuk membawa perubahan di Tanah Papua yang jauh lebih baik.

Kebangkitan Ekonomi

“Kami akan mendorong berbagai program untuk menguatkan provinsi, kabupaten dan kota agar perekonomian bisa tumbuh dengan baik. Apalagi Supiori dan Biak terkenal dengan hasil laut yang berkualitas. Jika terpilih, Mari-Yo akan siapkan fasilitasi (perahu) bagi masyarakat untuk bangkitkan perekonomian,” ujarnya.

“Ke depan, tidak boleh ada lagi pengkotak-kotakan di Papua. Orang Supiori dan Biak juga tidak boleh ada pengkotak-kotakkan, supaya Tanah Papua ini benar-benar diberkati. Kita semua yang dilahirkan untuk bisa menjadi apa saja. Mari kita menerima perbedaan itu untuk kemuliaan Tuhan, sehingga mari jaga toleransi dan perbedaan,” tegasnya. *** (Adv/Rilis)

Artikel ini telah dibaca 28 kali

badge-check

Penulis Berita

Baca Lainnya

ABR-Harus di Mata Keluarga Besar Malaka: Sosok Mengayomi

23 November 2024 - 23:58 WIT

Kampanye Akbar JOEL, Ribuan Warga Mimika Teriak Menang Satu Putaran

23 November 2024 - 22:58 WIT

Warga Madura Doakan Kemenangan JOEL di Pilkada Mimika

23 November 2024 - 22:33 WIT

John Rettob Diberi Selempang Habib Helmi: Kode Pimpin Mimika Tanpa Pandang SARA

23 November 2024 - 22:01 WIT

Ahmad Doli: Mathius – Aryoko adalah Gubernur dan Wakil Gubernur Papua Terpilih

23 November 2024 - 19:21 WIT

Bukti Nyata, Mari-Yo Gratiskan Pemeriksaan Kesehatan di Kampanye Terakhir

23 November 2024 - 18:35 WIT

Trending di KABAR KPU ASMAT