Menu

Mode Gelap
Antisipasi 1 Desember, TNI Polri Patroli 2×24 jam di Kota Jayapura Pesan Sejuk Polri di Deklarasi Pemilu Ceria Tanah Papua Gedung Perpustakaan SMPN 5 Sentani Terbakar Hibah Pilkada Jayapura Cair 10 Persen, Deposit Kas Daerah Rp23 Miliar Disorot 1 Desember di Jayapura: Polisi Amankan Ratusan Botol Miras Ilegal, Penjual Ngacir

KABAR JAYAWIJAYA · 4 Mar 2024 17:23 WIT

Papua Miliki Sawah Tertinggi di Indonesia, Ini Lokasinya


					Padi varietas Inpari/Net Perbesar

Padi varietas Inpari/Net

KABARPAPUA.CO, Kota Jayapura– Papua memiliki sawah tertinggi di Indonesia. Lahan sawah ini ditanami padi. Sawah ini berada di Lembah Baliem, dengan ketinggian 1650 meter di atas permukaan laut. 

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mencatat, luas lahan sawah yang tersebar di beberapa distrik di Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan sebanyak 236 hektare, dengan produktivitas padi 3,5 ton per hektar. Saat ini, harga beras di Wamena, Jayawijaya berkisar Rp24 ribu per kilogram.

Padi yang ditanam oleh petani di Lembah Baliem merupakan jenis varietas Inpari. Varietas ini merupakan jenis padi yang dapat tumbuh di ekosistem sawah dataran tinggi sampai ketinggian 900 – 1100 m dpl.

Kebanyakan lahan sawah di Lembah Baliem terdapat di dekat aliran Sungai Baliem. Lembah Baliem dikenal sebagai lembah yang subur di Pegunungan Jayawijaya. Para petani padi di lahan sawah ini adalah suku Dani.

Salah satu kearifan lokal petani Baliem adalah budidaya padi tanpa menggunakan pupuk pabrik dan pestisida kimia.

Makanan Baru

Padi merupakan jenis makanan baru bagi orang Papua. Dalam budayanya, suku Dani tidak mengenal pertanian di lahan sawah. Budidaya padi di lahan sawah pertama kali diperkenalkan oleh Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Provinsi Irian Jaya pada 1980-an. Suku Dani di Lembah Baliem pertama kali memanen padi di lahan sawah Distrik Hubikosi pada 15 September 1986.

Secara tradisional makanan pokok suku Dani adalah umbi-umbian, pisang, keladi, labu dan buah merah, yang dimasak dengan cara bakar batu. 

Penelitian arkeologi menunjukkan bahwa penduduk pegunungan Papua telah mengenal pertanian sekitar 7000 tahun yang lalu. Tanaman yang dibudidayakan yaitu keladi dan buah merah.

Untuk menjaga tradisi bakar batu dan makanan lokal umbi-umbian yang ditanam di lahan kering, maka perlu dilarang penanaman padi gogo karena dapat menyebabkan alih fungsi lahan, dari kebun ubi jalar ke  kebun padi gogo.

Dalam tradisi bakar batu, bahan makanan yang dapat digunakan hanyalah umbi-umbian bukan beras. Selain itu daun ubi jalar dapat untuk makanan babi, sedangkan jerami padi bukan makanan babi.

Untuk dapat mengunjungi lahan sawah tertinggi di Indonesia ini, hanya dapat dilakukan dengan menggunakan transportasi udara. 

Misalkan bepergian dari Bandara Sentani, Jayapura. Maskapai yang melayani penerbangan ke Bandara Wamena di Lembah Baliem yaitu Trigana dan Wings Air. Dengan harga tiket mulai dari Rp 985.900 hingga Rp 1.088.500 per orang. ***

(Hari Suroto-Peneliti Pusat Riset Arkeologi Lingkungan BRIN)

Artikel ini telah dibaca 237 kali

badge-check

Penulis Berita

Baca Lainnya

Bayar Sekolah Pakai Sampah, 32 Siswa PAUD Binaan CSR AFT Lulus Membanggakan

12 June 2025 - 21:28 WIT

Pesan Wabup Jayawijaya dalam Kegiatan SMDU GBI BPD Papua Pegunungan

12 June 2025 - 19:14 WIT

Pemkab Jayawijaya Memeriksa Hewan Kurban di 18 Titik dalam Keadaan Baik  

7 June 2025 - 06:43 WIT

Pemkab Jayawijaya Melaksanakan Rakor Rekonsiliasi Bersama PGGJ

7 June 2025 - 01:01 WIT

Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Pemkab Jayawijaya dan Pemprov Papua Pegunungan Upacara Bersama

6 June 2025 - 00:37 WIT

Teliti Mitigasi Bencana di Masyarakat Adat, Istri Gubernur Papua Selatan Raih Gelar Doktor “Cumlaude”

6 June 2025 - 00:26 WIT

Trending di RAGAM