KABARPAPUA.CO, Kota Jayapura – Produksi sektor perikanan Kota Jayapura tahun 2024 telah melampaui target. Peningkatan produksi ikan tuna dan peningkatan produk olahan bukti nyata komitmen pemerintah Kota Jayapura.
“Kinerja sektor perikanan Kota Jayapura pada tahun 2024 sangat membanggakan. Kami optimistis sektor perikanan akan terus tumbuh dan berkembang di tahun 2025,” kata Kepala Dinas Perikanan Kota Jayapura, Matheys Sibi lewat gawainya, Sabtu 21 Desember 2024.
Sesuai Renstra, Dinas Perikanan Kota Jayapura telah fokus pada tiga program unggulan. Program tersebut yakni Pengembangan Perikanan Tangkap, Pengembangan Perikanan Budidaya dan Penguatan Daya Saing Produk Perikanan.
Adapun targetnya yakni pengembangan pemasaran, peningkatan kualitas produk indikatornya ada pada angka konsumsi ikan (AKI). “Ketiga program ini diharapkan dapat semakin meningkatkan kontribusi sektor perikanan terhadap perekonomian Kota Jayapura,” ujarnya.
Matheys menyebut untuk sektor Perikanan Tangkap, produksi ikan tuna sebagai salah satu komoditas unggulan Kota Jayapura. “Estimasi kami produksi di atas 44 ribu ton pada tahun 2024. Ini akan menunjukkan peningkatan yang sangat baik dan membuka peluang besar untuk ekspor ke pasar internasional seperti Amerika Serikat dan Jepang,” ungkapnya.
Pada tahun 2025, Dinas Perikanan Kota Jayapura menargetkan melakukan ekspor perdana ikan tuna. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah produk perikanan lokal dan membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat.
“Pada sektor budidaya ikan, kami optimis bisa mencapai target produksi tahun 2024 ini di atas 13.000 ton. Hal ini akan menunjukkan keberhasilan Pemerintah Kota Jayapura dalam mengembangkan sektor perikanan budidaya,” ujarnya.
Matheys menyebut, produk olahan perikanan mengalami peningkatan signifikan. Data tahun 2023 mencapai 2.385,15 ton atau naik 222 persen. “Tahun 2024 ini kami optimis akan melampaui target. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan minat masyarakat terhadap produk olahan ikan lokal,” kataya.
Dinas Perikanan juga memanfaatkan dana Otonomi Khusus (Otsus) untuk memberdayakan masyarakat nelayan. Selain itu juga pembudidaya ikan dan pengolah pemasar orang asli Papua (OAP) melalui pelatihan, penguatan kelembagaan serta penyediaan sarana dan prasarana produksi perikanan.
“Kedepan perlu adanya sinkronisasi program/kegiatan antara pemerintah kampung dinas teknis. Sehingga bantuan, pelatihan maupun pendampingan perlu ditindaklanjuti di tingkat pemerintahan kampung dalam rangka pemberdayaan dan pemanfaatan sumberdaya yang ada,” ujarnya. *** (Natalya Yoku)