KABARPAPUA.CO, Wamena – Walau situasi aksi protes karena adanya pergantian para kepala kampung yang digelar oleh massa dari Asosiasi 328 Kepala Kampung se-Kabupaten Jayawijaya sempat ricuh di halaman Kantor Bupati Jayawijaya, Wamena, Papua Pegunungan, Senin, 8 September 2025.
Namun akhirnya aspirasi dari Tim Asosiasi 328 Kepala Kampung se-Kabupaten Jayawijaya ini diterima pihak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jayawijaya melalui Pelaksana Tugas (Plt) Sekertaris Daerah (Sekda) Kabupaten Jayawijaya, Petrus Mahuse.
“Saya akan melanjutkan aspirasi ini kepada Bupati Jayawijaya sesuai aturan yang ada, serta akan dievaluasikan,” kata Petrus Mahuse.
Sebelumnya, Wakil Bupati Jayawijaya Ronny Elopere bersama sejumlah pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) Jayawijaya sempat menemui massa, tapi berselang beberapa menit situasi memanas. Setelah situasi aman, penerimaan aspirasi dari para kepala kampung kembali dilakukan.
Adapun beberapa pernyataan sikap dari para kepala kampung ini, diantaranya mempertanyakan dasar dan alasan pergantian kepala kampung, serta menuntut kejelasan atas status kepemimpinan kepala kampung.
Pernyataan sikap dari tim asosiasi para kepala kampung ini ditandatangani oleh Ketua Tim Asosiasi Kepala Kampung, Tete Narigi, yang diberikan secara langsung kepada Plt Sekda Kabupaten Jayawijaya Petrus Mahuse.
Ketua Tim Asosiasi Kepala Kampung Tete Narigi sangat menyayangkan adanya pergantian kepala kampung. Alasannya, surat keputusan (SK) kepala kampung lama masih berjalan sampai tahun 2026.
“Kami minta agar beberapa tuntutan bisa ditanggapi dan diterima Bupati Jayawijaya, karena SK kepala kampung masih berlaku hingga tahun 2026,” kata Tete Narigi.
Aksi protes para kepala kampung yang sempat memanas ini dibenarkan Kapolres Jayawijaya, AKBP Agung Made Satria Bimantara. Bahkan pihaknya telah menurunkan kurang lebih 350 personel aparat gabungan untuk pengamanan di beberapa titik.
Menurut Agung, aksi protes ini sempat ricuh yang merupakan reaksi spontan masyarakat karena mereka menganggap beberapa tanggapan pemerintah tak sesuai keinginan mereka. Tetapi setelah itu, demo berlanjut dengan aman dan terkendali. ***(Agris Wistrijaya)




















