KABARPAPUA.CO, Kota Jayapura – KPU Provinsi Papua menetapkan pasangan Matius Fakhiri – Aryoko Rumaropen (Mari-Yo) sebagai peraih suara terbanyak dalam Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pemilihan Gubernur Papua 2024.
Penetapan pleno KPU dilakukan pada Rabu malam 20 Agustus 2025 dipimpin oleh Ketua KPU Papua, Diana Dorthea Simbiak, bersama jajaran komisioner dan disaksikan oleh Bawaslu Papua serta saksi dari kedua pasangan calon.
Pasangan Mari-Yo nomor urut 2, Mari-Yo yang diusung 16 partai politik meraih 259.817 suara atau 50,4 persen, unggul tipis atas pasangan nomor urut 1, Benhur Tomi Mano – Constan Karma (BTM-CK) yang diusung PDIP dan PKN dengan memperoleh 255.683 suara atau 49,6 persen. Selisih suara yang diraih Mari-Yo sebanyak 4.134 suara.
KPU Papua mengklaim PSU Pilgub Papua yang berlangsung 6 Agustus 2025, diikuti 69,41 persen pemilih dari total Daftar Pemilih Tetap (DPT) sebanyak 750.959 pemilih.
Penetapan hasil PSU ditandai dengan penandatanganan berita acara oleh Ketua dan anggota KPU Papua, Bawaslu Papua, serta saksi dari pasangan Mari-Yo.
Namun, saksi dari pasangan BTM-CK memilih untuk tidak menandatangani berita acara dan menyampaikan keberatan atas hasil tersebut.
Jaga Persatuan
Menanggapi kemenangannya pada PSU Pilgub Papua, Mathius Fakhiri berterima kasih kepada masyarakat Papua atas dedikasi dan kebersamaan selama proses panjang Pilgub Papua.
“Kita telah mencapai hasil yang maksimal, tetap bersyukur karena Tuhan baik. Keluarga besar telah menunjukkan kepada Provinsi Papua bahwa kami adalah orang-orang yang santun yang terus menjaga kedamaian,” ujar Mathius.
Mathius bilang, kemenangan bukan alasan untuk berpuas diri atau menyakiti pihak lain, melainkan momentum untuk memperkuat persatuan dan menjaga keberagaman. “Menang bukan berarti menyakiti orang lain. Kita tunjukkan bahwa kita terus menjaga kedamaian, jaga keberagaman untuk kemajuan Provinsi Papua dan menjadi contoh bagi semua provinsi di Tanah Papua,” ujarnya.
Dia mengajak elemen masyarakat, termasuk para pendukung dari pasangan calon lain untuk bersama-sama membangun Papua. “Terima kasih kepada seluruh warga Nusantara, kalian adalah bagian dari kami anak-anak Papua,” ucapnya penuh haru.
Mathius mengingatkan pendukungnya untuk menjaga sikap santun dan tidak terprovokasi oleh dinamika politik pasca PSU, serta menghormati proses hukum dan menjaga barisan demi stabilitas dan pembangunan Papua. “Jika ada saudara kita di sebelah menggugat, kita harus hormati, karena kalian adalah pendekar-pendekar demokrasi yang santun,” tutupnya. *** (Imelda)




















