KABARPAPUA.CO, Tembagapura – Pendirian Asrama Tomawin menjadi komitmen Freeport untuk bertumbuh dan berkembang bersama masyarakat.
Hal itu dikatakan Presiden Direktur (Presdir) PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas saat dirinya bersama rombongan mengunjungi Asrama Tomawin di Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua Tengah, Minggu sore, 17 Agustus 2025.
Menurut Tony, pendirian “rumah pendidikan” Asrama Tomawin merupakan bagian dari perjanjian Freeport dengan masyarakat yang bermukim di sekitar pertambangan.
Di tahun 1974, kata Tony, ada perjanjian yang dikenal sebagai January Agreement 1974 antara Freeport dengan salah satu Kepala Suku Amungme bernama Tuarek Natkime.
January Agreement 1974 ini, merupakan tonggak penting dalam sejarah hubungan antara Freeport dengan masyarakat Suku Amungme.
Menurut Tony, pihaknya tentu akan meneruskan program ini (Asrama Tomawin). Bantuan pendidikan kepada anak-anak dari suku yang ada di sekitar pertambangan, bukan hanya di tingkat SD, SMP, dan SMA.
“Tapi juga nantinya kami bantu beasiswanya hingga tingkat S1 dan S2, bahkan sampai S3. Kini ada beberapa penerima beasiswa Freeport yang duduk sebagai bupati dan gubernur di tanah Papua,” terangnya.

Untuk itu, Tony meminta para penghuni Asrama Tomawin saat ini tak usah kuatir soal kelanjutan dan masa depan pendidikannya. Mereka hanya harus belajar yang baik dan sekolah yang pintar.
“Freeport akan terus mendukung adik-adik semuanya. Sebab adik-adik semuanya ini adalah bagian dari keluarga besar Freeport dan Freeport adalah bagian dari Papua,” kata Tony dihadapan para penghuni Asrama Tomawin.
Tony juga mengatakan, jika dirinya ditanya bagaimana bisa jadi sukses dan apa kiat-kiat untuk bisa sukses.
“Maka pertama, harus jujur dan jangan pernah bohong, baik kepada guru, orang tua, maupun sama teman,” katanya.
Selain jujur, kata Tony, juga harus disiplin, baik disiplin waktu maupun pekerjaan. “Jangan kita besoknya sekolah, tapi kita belum bikin PR. Itu namanya tidak disiplin. Juga suka terlambat datang ke sekolah atau suka terlambat bangun,” terangnya.
Tony meminta para penghuni Asrama Tomawin harus terus fokus. Jika bersekolah, harus fokus apa yang menjadi kewajibannya.
“Kewajiban adik-adik ini semuanya sekolah, juga ada kewajiban kita ke gereja dan selalu berdoa kepada Tuhan, minta perlindungan kepada Tuhan. Adik-adik bisa berada ke sini (Asrama Tomawin), karena adanya kemurahan dan berkat dari Tuhan,” paparnya.
Menurut Tony, dirinya sering mengatakan bahwa di tanah Papua ini ada dua gubernur dan 8 bupati atau wakil bupati yang adalah penerima beasiswa Freeport.
“Jadi adik-adik semuanya, bukan tak mungkin bisa seperti mereka. Sangat mungkin sekali bisa. Kalian nantinya bisa juga jadi pemimpin di Papua, bahakn di pemerintah pusat,” kata Tony. ***(Cunding Levi)




















