KABARPAPUA.CO, Merauke – Dipastikan ada sekitar 30 ribu warga Papua asal Kabupaten Boven Digoel, Papua, ingin pulang ke kampung halamannya. Sebab saat ini ada puluhan ribu warga Papua kini berada di camp pengungsian di wilayah Negara Papua Nugini (PNG).
“Kita harap pak bupati yang baru melalui visi misinya membangun daerah perbatasan, termasuk mengembalikan 30 ribu warga Boven Digoel yang mengungsi di PNG,” kata Kepala Badan Pengelola Perbatasan Daerah (BPPD) Boven Digoel, Martinus Torip, Senin, 4 April 2016.
Menurut Torip, puluhan ribu pengungsi itu bukan berwarga negara PNG, status mereka masih sebagai warga negara Indonesia. Mereka mengungsi ke PNG saat terjadi konfrotasi di Papua (saat itu Irian Jaya) di tahun 1960-an.
“Tahun 2016 ini kami usahakan agar mereka kembali. Mereka sangat ingin pulang. Yang 30 ribu warga Boven Digoel sendiri. Jumlah ini belum yang dari Merauke, Pegunungan Bintang dan daerah lainnya,” ungkap Torip.
Puluhan ribu pengungsi itu, kata Torip, menetap di sejumlah camp pengungsian di PNG, diantaranya di Yuarakem, Tiongga, Blekwarakem dan Katawim. Namun yang resmi ditangani badan pengungsi PBB, UHNCR itu di Camp Yuarakem dan Camp Blekwarakem.
“Mereka ingin kembali. Mereka hanya suaka politik, dan belum sah diterima sebagai warga negara PNG. Statusnya masih sebagai pengungsi, dan tetap sebagai Warga Negara Indonesia,” jelas Torip.
Sebelumnya, kata Torip, ada 108 jiwa atau sekitar 57 kepala keluarga yang telah pulang ke Boven Digoel. Mereka tinggal di Kampung Upim dan Kampung Ikcan.
“Kami akan alokasikan 10 unit rumah buat mereka, itu bantuan dari Badan Perbatasan Nasional (BPN) untuk masyarakat di perbatasan. Rumah jatah BPN itu ada 165 unit. Kami harap setelah bupati definitif, 30 ribu jiwa itu bisa kembali,” jelas Torip.
Ratusan pengungsi itu, kata Torip, pulang atas inisiatif sendiri melalui jalur tradisional. Mereka melapor kepada kepala kampung dan kepala distrik di daerah itu. Selanjutnya oleh kepala distrik diteruskan kepada Badan Pengelola Perbatasan setempat. ***(Doel)