KABARPAPUA.CO, Asmat – Murid Sekolah Dasar Inpres Aou, Distrik Pulau Tiga, Asmat terpaksa belajar di lantai. Penyebabnya adalah sekolah itu tak memiliki kursi dan meja pada setiap kelasnya.
Bukan hanya itu saja, kondisi yang dialami oleh para siswa SD ini, juga tak memiliki buku tulis dan buku pelajaran, serta tak memiliki seragam sekolah.
Akibat kondisi ini, para siswa sengaja menulis di papan tulis untuk mendapatkan perhatian semua pihak.
Ada lima poin yang ditekankan dalam permintaan para siswa ini. Kelima point itu adalah : “Bantu kami ruang belajar; Bantu kami meja dan bangku murid; Bantu kami rumah guru; Bantu kami tenaga guru, dan bantu kami buku-buku belajar.”
Salah satu guru di sekolah itu, Fredi mengatakan pada sekolah itu ada 6 kelompok belajar dan harus belajar bergantian karena tidak memiliki ruangan kelas.
Dengan jumlah murid 127 orang, para siswa bergantian belajar yang dibagi menjadi 6 kelompok.
“Sekolah itu memiliki 2 ruangan, tanpa meja, bangku ataupun meja dan kursi guru,” kata Fredi melalui pesan singkatnya.
Sekolah SD yang berdiri sejak 1988, telah satu tahun lamanya tak ada aktifitas belajar mengajar, lantaran guru yang mengajar di SD tersebut telah meninggal dunia. Namun, baru belakangan ini, SD Inpres Aou kembali beroperasi.
“Saya bertugas sebagai pelaksana tugas kepala sekolah, setelah almarhum Hilarius Okorcemen meninggal pada April 2016,” ujarnya.
Tambah parahnya lagi, sejak ditinggalkan selama satu tahun lamanya, bangunan sekolah itu tertutup semak belukar.
Kemudian, jembatan yang menghubungkan jalan dan sekolah pun sudah rusak parah. Lalu, rumah guru yang berada di sekitar lokasi sekolah, kondisinya memprihatinkan, tanpa MCK.
Pada sekolah itu, terdapat dua guru honorer yang bernama Yohakim Dapuni dan Beatus Sesmoko.
“Kami sudah melaporkan kondisi sekolah ini kepada Dinas Pendidikan Asmat secara tertulis. Kami berharap anggaran tahun 2018 bisa menjawab permasalahan di sekolah ini,” kata Fredi penuh harap. ***(Abdel Syah)