KABARPAPUA.CO, Kota Jayapura – Dua hari terakhir ini, harga cabai rawit di sejumlah pasar tradisional di Kota Jayapura, Papua melonjak dari Rp150 ribu menjadi Rp180 ribu.
Salah satu pedagang cabai rawit saat ditemui KabarPapua.co di Pasar Sentral Hamadi, Lika menuturkan, melonjaknya harga cabai rawit disebabkan stok komoditi cabai rawit berkurang.
“Pasokan cabai rawit dari Arso, Kabupaten Keerom berkurang akibat petani gagal panen pasca banjir yang melanda kabupaten itu pada Januari 2017 lalu,” kata Lika, Senin,13 Maret 2017.
Menurut Lika, melonjaknya harga cabai rawit mengakibatkan penjualan menurun. Sebelum harga Rp180 ribu per kilogram, dirinya menjual hingga 20 kilogram tiap hari, namun kini hanya 10 kilogram saja.
“10 kilogram pun itu tak habis, alternatifnya kalau tak habis terjual, kami tawarkan ke pemilik rumah makan daripada membusuk, apalagi cabai tak bisa bertahan lama,” jelas Lika.
Sementara, harga cabai jenis lainnya seperti cabai keriting dan cabai besar, kata Lika, masih normal. “Dua cabai jenis ini tak mengalami kenaikan harga, penjualannya pun cukup signifikan sejak cabai rawit mengalami kenaikan harga,” katanya.
Menurut Lika, biasanya pembeli yang rata-rata dari usaha rumah makan mencampur cabai rawit dan cabai keriting agar usaha mereka tetap jalan tanpa menaikkan harga jual makanan.
Lika berharap, harga cabai segera turun agar penjualan kembali normal lantaran komoditi ini berimbas pada penjualan komoditi lainnya seperti tomat. “Tomat juga kurang laku kalau tak ada cabainya,” tuturnya. ***(Syahriah)