KABARPAPUA.CO, Kota Jayapura – Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) di Jayapura melakukan uji 110 sampel takjil berbuka puasa yang dijual 38 pedagang di ibu kota Provinsi Papua.
Uji sampel ini dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan adanya takjil yang mengandung bahan bahaya. Adapun 110 sampel takjil yang diuji diperoleh dari 38 pedagang musiman yang tersebar pada 6 lokasi di wilayah Kota Jayapura.
“Hasil pengujian terhadap 110 sampel tersebut seluruhnya memenuhi syarat terhadap parameter uji yang dilakukan atau tidak mengandung bahan berbahaya atau tidak ada cemaran kimia,” ungkap Kepala BBPOM di Jayapura, Mojaza Sirait, S.Si, Apt, Selasa 4 April 2023.
Mojaza mengungkapkan, 110 sampel takjil diperoleh dari 38 para pedagang yang tersebar di kawasan Jaya Asri, Bucend, Paldam, TNI Angkatan Laut, Entrop dan lokasi Festival Baku Timba PTC Entrop, Distrik Jayapura Selatan.
Adapun sampel yang disampling BBPOM Jayapura mulai dari kudapan, minuman dan es yang berwarna merah atau kuning, aneka kue, serta lauk pauk berbuka puasa, seperti mie, bakso, tahu, lontong serta kerupuk.
“Kalau kita melihat sore sore di jalan-jalan macet, ini kan berarti makanan yang diproduksi oleh pedagang ini, kita harus jamin kualitasnya supaya yang berbuka itu terjamin kesehatannya, “ kata Mojaza.
Alasan Perlunya Pengawasan Takjil di Bulan Ramadan

Petugas BBPOM di Jayapura saat sidak pedagang takjil musiman saat Ramadan, Selasa 4 April 2023. (KabarPapua.co/Natalya Yoku)
Mojaza juga menjelaskan alasan perlunya pengawasan terhadap takjil yang dijual oleh pedagang musiman di Kota Jayapura. Misalnya untuk memastikan bahan yang digunakan berkualitas baik, tidak kedaluwarsa, tidak rusak serta tidak menggunakan bahan pengawet yang dilarang.
“Dalam pembuatan makanan itu ada standar cara produksi pangan yang baik untuk skala kecil dan besar, mulai dari kebersihannya (sanitasi, higienis), kebersihan tempat, kebersihan peralatan dan orangnya, termasuk juga penggunaan bahannya,” urainya.
Meski demikian, BBPOM Jayapura mengimbau para pedagang yang berjualan di pinggir-pinggir jalan agar membuat display yang aman dan bebas dari asap serta debu. Ia juga meminta agar pedagang memastikan pajangannya menggunakan etalase tertutup.
“Kalau memang tidak punya etalase, tutuplah dengan plastik yang bening yang sesuai, pastikan kebersihannya, karena ini berpengaruh terhadap cemaran mikrobiologi,” pesan Mojaza.
Selain penggunaan etalase tertutup, BBPOM Jayapura juga mengimbau pedagang menggunakan kemasan pangan yang sesuai, misalnya penggunaan kantong keresek bening. “Jangan langsung menggunakan kemasan primer dalam hal ini kantong keresek berwarna merah, hitam, putih, hijau dan lain sebagainya,” pesannya lagi. *** (Natalya Yoku)