KABARPAPUA.CO, Kota Jayapura – Pesekutuan Gereja-Gereja Papua (PGGP) mengimbau mahasiswa Papua yang masih bertahan di sejumlah kabupaten di Papua, untuk kembali ke kota studi masing-masing, guna melanjutkan studi hingga usai.
Ketua PGGP, Pendeta MPA Maury menuturkan masa depan generasi muda Papua ada di tangan kaum muda, termasuk mahasiswa Papua. Sehingga kewajiban sebagai mahasiswa harus dituntaskan.
“Kembalilah ke kota studi untuk menyelesaikan pendidikan, jangan terpengaruh oleh hasutan oknum yang tidak bertanggung jawab atau merasa takut akan intimidasi. Masa depanmu jangan sampai dirampas oleh ketakutan dan hasutan itu,’’ kata Pdt Maury, menyikapi ribuan mahasiswa Papua yang memilih kembali ke Papua, karena merasa terintimidasi dan tidak aman.
Pendeta Maury memberikan tips kepada mahasiswa Papua untuk menyerahkan ketakutan yang dialaminya kepada Tuhan.
“Sebagai orang beriman, mahasiswa harus menyerahkan rasa takut dan kuatir kepada Tuhan Yesus. Tekun lah berdoa dan terus menimba ilmu, niscaya Tuhan akan pelihara mahasiswa Papua dalam menempuh ilmu di sejumlah kota studi,” jelasnya, Kamis 19 September 2019.
Pendeta Maury juga meminta mahasiswa Papua untuk melaporkan tindakan ancaman ataupun intimidasi jika hal itu menimpa mahasiswa Papua.
“Untuk keamanan dan ketertiban, serahkan kepada aparat dan pemerintah. Jangan sungkan-sungkan melaporkan jika mendapatkan intimidasi,’’ jelasnya.
Ia pun meminta kepada mahasiswa Papua untuk berkoodinasi dengan pemerintah daerah setempat, guna kembali ke kota studi, melanjutkan pendidikan hingga tuntas.
Sebelumnya, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Papua, Pendeta Lipiyus Biniluk mengklaim permasalahan mahasiswa kembali ke Papua, ibarat masalah anak dan orangtuanya.
Pendeta Lipiyus meminta untuk saat ini, semua pihak menahan diri, agar tak ada permasalahan yang timbul lainnya, pasca ribuan mahasiswa masih bertahan di Papua dan belum kembali ke kota studinya, untuk melanjutkan kuliahnya.
“Permasalahan mahasiswa ini layaknya konflik orangtua dan anak, sehingga kedepannya akan kembali baik. Mahasiswa lagi panas, jangan terlalu paksa. Kita ikuti dulu. Gubernur undang untuk bicara, mahasiswa tak datang. Tapi beliau (gubernur) tenang. Sebagai orangtua, biasalah tindakan anak dan semuanya baik,” kata Lipiyus, saat ditemui wartawan pada Sertijab Pangdam XVII Cenderawasih di Makodam Cenderawasih, Kota Jayapura, Rabu, 18 September 2019.
Data sementara mahasiswa yang kembali ke Papua berjumlah 2.043 orang. Gubernur Papua, Lukas Enembe bahkan sudah mengundang mahasiswa untuk berkomunikasi. Namun, ribuan mahasiswa tak menanggapi undangan Gubernur Papua.
Dalam pertemuan Gubernur Papua dan bupati se-Papua pada Senin, 16 September 2019 lalu di Gedung Negara, terungkap sebagian besar mahasiswa kembali ke Papua karena diintimidasi dan tekanan. “Asrama mahasiswa sering didatangi anggota TNI-Polri, pasca insiden rasisme di asrama mahasiswa Surabaya Agustus silam,” ujar Lukas.***(Katharina)