KABARPAPUA.CO, Kota Jayapura – BKKBN Papua menggelar rapat kerja daerah (Rakerda) Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) dan percepatan penurunan stunting.
Rakerda digelar dengan mengusung tema “Akselerasi Pelaksanaan Program Bangga Kencana dan Pencegahan Stunting dalam Mewujudkan Generasi Emas Papua yang Unggul dan Berkualitas Tahun 2024”. Pelaksana tugas Asisten I Setda Papua, Yohanis Walilo membuka resmi rakerda, Rabu 22 Mei 2024.
Penjabat Gubernur Papua, Ridwan Rumasukun dalam sambutannya mengapresiasi semua pihak yang telah berkontribusi dalam upaya memajukan masyarakat di Tanah Papua. Ia berharap sinergitas bersama membawa dampak positif dalam penurunan stunting.
“Saya percaya kita telah bekerja keras demi kemakmuran di Tanah Papua ini. Untuk itu mari kita lebih bersemangat menebar kebaikan dalam bentuk bakti kita pada bangsa,” ucap Ridwan diwakili Yohanis Walilo.
Menurut dia, penurunan angka stunting ini bukan hanya tugas abdi negara, namun semua masyarakat. Ia pun mengajak semua pihak bersinergi dan berkolaborasi dalam penurunan stunting di Papua.
“Tugas kemanusian kita semua sebagai hamba Tuhan yang wajib untuk saling mengasihi dan membantu. Apa yang kita lakukan bersama dalam penurunan stunting ini juga sebagai penentu kualitas sumber daya manusia di masa depan,” katanya.
Perlunya Kolaborasi Atasi Stunting di Papua
Penyuluh KB Ahli Utama dari BKKBN RI, Dwi Listyawardani berharap adanya kebersamaan dari seluruh unsur mitra kerja agar program Bangga Kencana dan percepatan penurunan stunting di Papua semakin baik.
“Dalam jangka pendek, kami akan melakukan intervensi serentak dengan memotret terlebih dahulu kondisi 3 sasaran pokok percepatan penurunan stunting. Sasarannya yakni, calon pengantin, ibu hamil dan balita kita,” kata Dwi.
Menurut Dwi, dengan memperoleh peta kondisi, pihaknya baru dapat melakukan intervensi yang tepat sasaran. Meski demikian perlu adanya dukungan lain, seperti anggaran dan manajemen yang lebih baik.
Stunting Papua di Atas Rata-rata Nasional
Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Papua, Nerius Auparai, menyampaikan rakerda tersebut guna mengevaluasi program Bangga Kencana dan percepatan penurunan stunting di Papua sebagai provinsi induk.
“Berkaitan dengan penurunan stunting kalau melihat hasil survei kesehatan Indonesia, Papua masih di atas rata-rata nasional. Untuk Papua Tengah sendiri angkanya masih tunggui sekitar 37 persen, Papua 27 persen, Papua Selatan pada posisi 25 persen,” bebernya.
Nerius juga mengemukakan pelaporan gizi berbasis masyarakat yang menunjukan angka prevalensi stunting Provinsi Papua sudah berada pada posisi 11 persen. Hal ini juga termasuk di 3 daerah otonom baru berdasarkan laporan e-PPGBM Maret 2024.
“Angka e-PPGBM sering mengalami perubahan tergantung hasil dari pelaksanaan penimbangan balita dan baduta di posyandu-posyandu. Kecuali kalau semua balita dan baduta secara rutin ke posyandu setiap bulannya, maka angkanya angka mencakup secara keseluruhan,” ujarnya.
Nerius berharap semua masyarakat pada bulan penimbangan yakni April hingga Mei dapat membawa semua balita dan baduta ke posyandu. Hal ini juga menjadi dorongan dalam cakupan pelayanan mencapai 95 hingga 100 persen. *** (Natalya Yoku)