KABARPAPUA.CO, Nabire– Fokus Group Dicusion (FGD) pertama tentang master plan kawasan perkantoran di Provinsi Papua Tengah digelar. FGD diselenggarakan dalam rangka menjaring aspirasi, kebutuhan ruang, kaidah-kaidah teknis maupun non teknis yang perlu diperhatikan masyarakat dan stakeholder.
Pelaksanaan FGD diselenggarakan Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman Provinsi Papua Tengah, bersama konsultan perencanaan dengan mengundang 8 pemerintah daerah di 8 kabupaten serta beberapa instansi kementrian, akademisi dan masyarakat, Nabire, Selasa 12 September 2023.
Penjabat (Pj) Gubernur Papua Tengah, Dr. Ribka Haluk, S.Sos menjelaskan dalam perencanaannya, area perkantoran dan pemerintahan dipusatkan di Karadiri, Kabupaten Nabire dengan luas tanah 300 hektar. Pada kawasan ini akan dibangun berbagai kebutuhan perkantoran, permukiman dan segala hal yang dibutuhkan layaknya sebuah perkotaan baru yang komprehensif, modern, ramah lingkungan, dengan tetap mengedepankan pendekatan kearifan lokal.
Perkotaan Smart and Green

Staf Ahli Gubernur Bidang Kemasyarakatan, SDM dan Pengembangan Otsus, Ukkas membuka FGD master plan kawasan perkantoran di Provinsi Papua Tengah. (Foto: Pemprov Papua Tengah)
Tiap elemen perkotaan dipadu menjadi sebuah bentuk ruang yang unik yaitu berbentuk Burung Cenderawasih dengan zonasi yang terarah hingga gubahan masa yang saling berkaitan antar satu dan lainnya dalam desain yang lebih kompleks menuju kota dengan konsep smart and green.
FGD master plan kawasan perkantoran Provinsi Papua Tengah mengupas tuntas dan menjaring pendapat peserta untuk memantapkan konsep, pengaturan sebuah perkantoran yang baik guna menyempurnakan perkotaan baru yang akan di bangun nantinya, hingga tersusun suatu master plan kawasan ibu kota Provinsi Papua Tengah yang komprehensif dan berkesinambungan.
“Berbagai pihak yang hadir diharapkan berpartisipasi aktif dalam memikirkan, memprogramkan, dan memberikan sumbang saran positif, kritik membangun maupun arahan yang akan mempengaruhi perencanaan master plan nantinya,” kata Ribka, melalui Staf Ahli Gubernur Bidang Kemasyarakatan, SDM dan Pengembangan Otsus, Ukkas, S.Sos., M.Kp saat membuka FGD.
Berkearifan Lokal
Sementara itu, Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman Provinsi Papua Tengah, Yan Ukago, ST., MT menjelaskan penyusunan master plan ibu kota Provinsi Papua Tengah dalam tahap penyusunan, yang dimulai dari konsep oleh konsultan, lalu perlu dilakukan penjaringan aspirasi atau masukan dari tokoh masyarakat, seniman, akademis dan seluruh lapisan stakeholder lainnya dan itu yang dilakukan saat ini.
FGD ini bertujuan memberikan masukan kepada konsultan. Jadi konsultan ini memiliki ilmu untuk mendesain sebuah kota, namun ilmu yang dimiliki konsultan harus disesuaikan dengan kearifan lokal, yang mana di Papua kearifan lokal itu unik-unik, mulai dari kebudayaan, lingkungan, tentang fasilitas umum, yang terpenting yang kita desain adalah kota masa depan yang usianya bisa lebih 100 tahun.
Yan Ukago menjelaskan kawasan yang direncanakan didalamnya ada green and smart city, dimana ilmu green and smart city hampir di seluruh kota.
“Kami inginkan yang dibangun nanti green and smart city yang mencerminkan kearifan lokal, itulah yang saat ini perlu dilakukan masukan bagi konsultan untuk merampungkan perencanaannya,” jelasnya.
Sejumlah masukan muncul dari FGD tersebut, seperti dilihat dari sisi hasil karya seni dan kebudayaan, seperti model noken atau pembangunan tugu yang mencerminkan hasil kekayaan alam disini, mengingat di Papua Tengah ada perusahaan emas PT. Freeport Indonesia.
Kata dia, dengan luas tanah perkantoran lebih dari 300 hektar, di antaranya 130 hektar akan dibangun menjadi kawasan kota, sedangkan 170 akan menjadi kawasan terbuka hijau.

Peserta FGD master plan kawasan perkantoran di Provinsi Papua Tengah. (Foto: Pemprov Papua Tengah)
“Lokasi ini akan didesain berbentuk Burung Cenderawasih, dan ketika dilihat dari udara benar-benar terlihat penampakan burung itu. Karena kita mendesain pusat ibukota Papua Tengah berbentuk Burung Cenderawasih,” katanya.
Kota Modern
Sedangkan untuk fasilitas umum akan dibangun dengan konsep kota modern, di mana tidak akan ditemukan lagi kabel bergelantungan di udara, melainkan akan berada di bawah tanah. Untuk tahun anggaran 2023 telah dianggarkan untuk pembangunan jalan primer dan sekunder.
“Total jalan yang akan dibangun kurang lebih 20.600 km dan tahun ini sudah terbentuk dan tersisa untuk melakukan pematangan lahan. Lalu yang berikut kabel akan berada di bawah tanah, selain itu listrik kita juga akan memanfaatkan tenaga surya atau angin,” tuturnya.
Konsultan Perencanaan, Bayu Ika Mahendra menuturkan dari hasil kegiatan ini, pihak konsultan akan melakukan analisa dan kemudian dilakukan penyesuaian dengan situasi tampak yang ada disana. Selanjutnya sekitar bulan Oktober akan digelar FGD kedua dengan konsep yang lebih matang.
“Jadi konsep kotanya berbentuk Burung Cendrawasih muncul dari hasil studi kelayakan yang dilakukan sebelumnya. Kami kemudian memperdalam lagi agar konsep Burung Cendrawasih bisa kita desain,” katanya. *** (Rilis Pemprov Papua Tengah)