KABARPAPUA.CO, Kota Jayapura – Sektor industri manufaktur besar dan kecil merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan penting dan strategis terhadap pertumbuhan perekonomian di Provinsi Papua. “Walaupun tidak terlalu besar bila dibandingkan sektor-sektor ekonomi lainnya,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Papua, Johanes de Britto Priyono, Senin, 2 Mei 2016.
Menurut Johanes, berdasarkan catatan BPS Papua pada triwulan I 2012, sektor industri manufaktur besar dan sedang (IBS) dikategorikan menurut klasifikasi baku lapangan usaha Indonseia 2009. Sehingga menjadi enam jenis IBS, yakni Industri Makanan, Kayu, Pakaian, Furniture, Barang Galian Bukan Logam, Minuman, dan Lainnya.
Johanes menyebutkan, produkai industri manufaktur Papua pada triwulan I-2016 mengalami pertumbuhan positif sebesar 5,02 persen dari triwulan IV-2015.
Menurutnya, bila dibandingkan year on year (IMK) triwulan I-2016 mengalami pertumbuhan positif sebesar 4,09 persen dari triwulan I-2015. Terutama industri pengolahan lainnya, alat angkutan, barang logam bukan mesin dan peralatan, percetakan reproduksi dan media rekaman.
“Hal ini kemungkinan disebabkan karena pebih tingginya permintaan konsumen terhadap produk-produk industri tertentu selama triwulan I-2016,” kata Johanes.
Diakuinya, angka pertumbuhan tersebut disebabkan industri manufaktur yang berorientasi ekspor, yaitu industri makanan (CPO dan Kernel) yang masuk dalam KBLI 10 dan industri kayu dan sejenisnya.
“Itu kemungkinan disebabkan disebabkan karena pengaruh meningkatnya permintaan dari negara-negara pengimpor komoditi tersebut. Hanya tiga industri manufaktur yang bisa dipublikasikan angka pertumbuhan, yaitu Makanan, Minuman, dan Kayu,” katanya. ***(Ramah)