KABARPAPUA.CO, Kota Jayapura – Saat mengunjungi wilayah perbatasan Republik Indonesia-Papua Nugini (RI-PNG) di Skouw, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Papua, Selasa, 9 Mei 2017, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan, pembangunan di daerah perbatasan wajib menciptakan kantong-kantong pertumbuhan ekonomi baru di Papua.
“Jangan sampai hanya berdiri kantornya tapi tidak ada efek ekonomi terhadap masyarakat. Ini yang harus dikembangkan,” kata Presiden Jokowi di sela-sela acara peresmian Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Terpadu Skouw, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Papua, Selasa, 9 Mei 2017.
Presiden Jokowi juga meminta, Pasar Perbatasan Skouw yang saat ini sedang dalam proses pembangunan menjadi pasar modern dan harus selesai pada tahun 2018. “Kerja siang malan supaya tahun depan sudah selesai. Jumlah kiosnya juga harus ditambah untuk masyarakat asli yang ada di perbatasan ini,” jelasnya.
Presiden Jokowi juga menginginkan para pedagang yang ada di Pasar Perbatasan Skouw dibina agar tak hanya menjual sembako dan barang lainnya. “Tak hanya jual sembako, garmen, tapi juga ada elektronik dan barang lainnya,” katanya, sambil mengatakan, Indonesia bisa memproduksi komoditi tersebut dan nantinya bisa di ekspor.
Presiden Jokowi menambahkan, sewaktu kunjungannya ke Papua Nugini (PNG), harga sembako dan komoditi lainnya di negara itu jauh lebih mahal dibanding di Indonesia. “Mestinya, barang-barang itu disuplai dari Indonesia melalui daerah perbatasan, bukan dari tempat lain,” katanya.
“Inilah sebuah peluang yang harus dimanfaatkan oleh rakyat Indonesia, terutama rakyat Papua, karena daerah perbatasan negara di Skouw ini merupakan pintu masuk ke Papua Nugini,” kata Presiden Jokowi menambahkan.
Selain itu, Presiden Jokowi juga mengingatkan semua pihak jika persoalan ini adalah tugas bersama, terutama dalam membangkitkan kegiatan ekonomi di daerah perbatasan. “Ekspornya harus diintegrasikan dengan PLBN Terpadu yang ada di Skouw-Wutung ini,” tandasnya. ***(Syahriah)