KABARPAPUA.CO, Kota Jayapura – Tak seperti tahun sebelumnya, penghasilan para pedagang di Pasar Perbatasan Republik Indonesia-Papua Nugini (RI-PNG) di wilayah Skouw, Kota Jayapura, Papua pada tahun 2016 ini menurun. Bahkan mereka mengaku, meski seminggu ada tiga kali dilaksanakan aktifitas pasar, tapi pendapatan tetap minim.
Salah satu pedagang di Pasar Perbatasan RI-PNG bernama Andi (24 tahun) mengaku, walau dirinya sudah berjualan sembako sejak tahun 2011 lalu, namun baru tahun ini jumlah pengunjung ke Pasar Perbatasan RI-PNG sangat berkurang jika dibanding tahun-tahun sebelumnya.
“Salah satu faktor kurangnya warga PNG berbelanja, karena harga jual barang naik. Sementara harga jual mata uang PNG, Kina turun. Dulunya 1 Kina dihargai Rp4.800 ribu, kini hanya Rp3.500 ribu. Otomatis pedagang naikkan harga jual barang dagangannya,” kata Andi saat ditemui KABARPAPUA.CO di Pasar Perbatasan RI-PNG, Skouw, Selasa, 19 April 2016.
Misalnya saja, kata Andi mencontohkan, harga rokok merek Marlboro yang dulunya biasa dijual Rp350.000 per slop, kini menjadi Rp400.000 per slopnya. “Selain itu, faktor penyebab sepinya pembeli dikarenakan ketatnya pengawasan di pos lintas batas,” katanya.
Haji Said (42 tahun), salah satu pedagang pakaian di perbatasan RI-PNG mengaku saat menyebutkan harga baju yang dijualnya kepada warga PNG, biasanya mereka langsung kaget. “Mau bagaimana lagi kami ikut harga jual Kina. Namun akan rame kembali pada saat Natal dan Tahun Baru,” katanya.
“Mungkin karena kondisi ekonomi mereka (PNG) juga sedang susah, makanya banyak warga PNG yang tak datang berbelanja. Namun saya tetap bersyukur karena masih diberi rezeki, walaupun hanya 1 atau 2 baju yang laku,” kata Said menambahkan. ***(Ramah)