KABARPAPUA.CO, Timika– Pemerintah Kabupaten Mimika melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Mimika bersama PT Freeport Indonesia (PTFI) meninjau kawasan rawan bencana tanah longsor di Kampung Banti, Distrik Tembagapura, Jumat 5 Juli 2024.
Rombongan tersebut melakukan identifikasi kerusakan dan langkah cepat pasca longsor di Kampung Banti, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah.
Kepala Dinas PUPR Kabupaten Mimika Dominggus Robert Mayaut menjelaskan longsor terjadi 4 Juli 2024. Kunjungan ke Kampung Banti dilakukan atas instruksi Bupati Mimika yang meminta Dinas PUPR bersama BPBD Mimika meninjau lokasi longsor.
“Kami melihat yang perlu diperbaiki, agar mengantisipasi hal yang tidak terulang kembali. Dalam pantauan tersebut, PTFI telah melakukan upaya antisipasi dan pencegahan sementara. Selanjutnya pemda akan melakukan langkah pencegahan tanah longsor termasuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat,” kata Kepala DinasnPUPR Kabupaten Mimika Dominggus Robert Mayaut, Sabtu 6 Juli 2024.
Dominggu bilang, pihaknya perlu menormalisasi sungai, serta sosialisasi kepada masyarakat yang tinggal di jalur sungai tersebut. “Kami tidak bisa lakukan normalisasi apabila ada aktifitas di sana,” kata Dominggus.
Plt Kepala BPBD Kabupaten Mimika Moses Yarangga mengatakan kunjungan bertujuan memberikan sosialisasi mengenai bahaya longsor kepada masyarakat setempat.
“Situasi dan kondisi di areal Banti sangat terjal, sehingga ketika hujan turun, longsor mudah terjadi. BPBD bertugas memberikan informasi lebih awal, sosialisasi, dan mitigasi sebelum bencana terjadi,” ujar Moses.
Moses menjelaskan sosialisasi dilakukan untuk melindungi masyarakat, baik penduduk asli Banti maupun masyarakat non-Papua yang beraktivitas di area tersebut dari potensi bencana.
“Kami khawatir longsor dapat terjadi kapan saja, terutama karena curah hujan yang tinggi sejak Mei hingga Juni,” kata Moses.
Sosialisasi antara lain tentang bagaimana masyarakat dapat melakukan mitigasi bencana longsor. Selain itu, rencananya dua petugas akan ditempatkan di wilayah tersebut untuk membantu monitoring dan mitigasi, termasuk pemasangan rambu-rambu bahaya longsor di lokasi.
“Berdasarkan presentasi tim ahli PTFI, terdapat 7 titik rawan longsor di sekitar wilayah Banti yang memerlukan sosialisasi,” kata Moses.
Dukungan Penuh Freeport
Direktur & EVP Sustainable Development & Community Relations PTFI Claus Wamafma mengatakan aspek keselamatan masyarakat Kampung Banti sangat penting agar mereka dapat beraktivitas dengan tenang.
PTFI sebagai mitra Pemda Mimika memberikan dukungan berupa analisis pemetaan kerentanan longsor di area Kampung Banti. Hasil analisis tersebut disampaikan PTFI kepada Pemda Mimika sebagai salah satu masukan dalam kesiapsiagaan menghadapi bencana.
“Kami melihat dari peta geologi, kemiringan lereng, serta curah hujan. Hasilnya, diperoleh kesimpulan bahwa wilayah tersebut sangat rentan mengalami bencana tanah longsor di beberapa titik,” kata Claus.
Dominggus mengatakan setelah kunjungan dan peninjauan lokasi, hasilnya akan dilaporkan kepada Plt Bupati Mimika, Johannes Rettob, untuk menentukan langkah selanjutnya yang akan diambil oleh Pemkab Mimika bersama pihak terkait. *** (Rilis)