KABARPAPUA.CO, Asmat – Pemerintah Kabupaten Asmat memberikan bantuan uang tunai kepada korban kebakaran Pasar Dolog, Agats, Asmat. Bantuan diberikan bervariasi mulai dari Rp 3 juta hingga Rp 10 juta.
Bupati Asmat Elisa Kambu mengatakan, bantuan modal usaha diperuntukkan kepada 130 kepala keluarga korban kebakaran. Ia berpesan korban kebakaran manfaatkan dana itu sebaik mungkin untuk membangun kembali ekonomi keluarga.
Adapun kategori penerima bantuan uang tunai, pertama bagi korban yang mempunyai KTP Asmat maupun belum memiliki KTP Asmat akan mendapat bantuan Rp7 juta. Korban yang mengontrak los (kios) dari orang lain akan menerima bantuan Rp 3 juta.
Sementara bagi korban yang tinggal di luar Posko Pengungsi akan menerima bantuan Rp 5 juta. Sedangkan pemilik 7 unit rumah, korban kebakaran (bukan los/kios) diberi bantuan sebesar Rp10 juta.
“Yang baru terdata untuk menerima bantuan 99 kepala keluarga. Sisanya, masih dalam proses verifikasi data,” ungkap Elisa Kambu saat pertemuan dengan korban kebakaran di aula wiyata mandala, Agats, Kamis 27 Oktober 2022.
Selain bantuan dari Pemerintah Asmat, korban kebakaran juga menerima berbagai bantuan dari donatur baik organisasi, instansi maupun perorangan. Elisa Kambu menyebutkan, bantuan terus berdatangan mulai dari pakaian layak pakai, sembako serta peralatan dapur.
“Hingga hari ini bantuan masih berdatangan dari Kabupaten Merauke menggunakan kapal putih. Seperti dari PMI Merauke, Kementerian Sosial, Korem Merauke dan lainya,” kata Elisa Kambu.
Saat ini, kata Elisa Kambu, banyak korban kebakaran yang sudah tinggal bersama keluarga mereka. Sementara korban yang tinggal di Posko Pengungsi hanya mencapai 40 kepala keluarga.
“Mereka yang di posko ini tidak punya keluarga di Asmat, sehingga mereka minta sementara untuk tetap berada di Posko,” ujar bupati.
Status Tanggap Darurat Dicabut
Bupati Asmat Elisa Kambu menerima bantuan dari PMI Merauke untuk korban kebakaran Pasar Dolog, Agats, Kamis 27 Oktober 2022. (KabarPapua.co/Abdel Syah)
Pada kesempatan itu, Elisa Kambu juga mengumumkan bahwa Pemerintah Kabupaten Asmat telah mencabut status tanggap darurat bagi korban kebakaran. Pencabutan status terhitung sejak Kamis 27 Oktober 2022.
“Sudah 10 hari para korban ini ditangani pemerintah daerah di Posko Pengungsian. Mereka yang masih bertahan di Posko pengungsian tidak memilik keluarga di Asmat. Sementara, korban lainya sejak beberapa waktu lalu sudah diambil sanak saudara,” kata Elisa Kambu.
Meski status tanggap darurat dicabut, Pemerintah Asmat mengizinkan korban kebakaran yang tidak memiliki keluarga untuk bertahan di Posko Pengungsian hingga akhir Desember 2022. Kebijakan ini dilakukan demi kemanusian.
“Demi kemanusian, saya izinkan yang tidak memilik keluarga di Asmat bisa tinggal sementara di Posko pengungsian sampai akhir bulan Desember 2022. Namun, mereka nantinya di posko hidup mandiri, karena massa tanggap darurat sudah berakhir,” tegasnya.
Adapun Posko Pengungsian yang menjadi tempat tinggal sementara puluhan korban kebakaran merupakan gedung pasar baru milik dinas Perindagkop Asmat. Gedung ini tidak jauh dari lokasi kebakaran.
“Mereka yang nantinya tetap tinggal di posko tetap mendapat bantuan tunai untuk pemulihan ekonomi,” kata Elisa Kambu menambahkan. *** (Abdel Syah)
