KABARPAPUA.CO, Sorong – Jalan Sorong-Makbon, seputaran daerah Bambu Kuning sempat macet total akibat aksi pemalangan yang dilakukan warga Matamalagi, yang bermukim di perbatasan Kelurahan Matamalagi dan Giwu, Kota Sorong, Jumat (22/1).
Dalam aksi pemalangan jalan itu, tampak truk sampah berderet panjang akibat tak bisa melintas di jalan itu. Aksi pemalangan warga Matamalagi itu dipicu kekecewaan mereka terhadap pembagian program dana Keluarga Harapan yang tak merata.
Pembagian dana Keluarga Harapan di Kantor Pos beberapa waktu lalu, menurut Paulina Ieck, koordinator aksi demo mengatakan, hanya diberikan kepada warga Kelurahan Matamalagi di Kampung Bugis.
Paulina mengaku, warga Matamalagi yang terdiri 35 RT sudah mengisi formulir yang diberikan Dinas Sosial untuk program ini beberapa waktu lalu, tapi setelah dana turun banyak warga yang namanya tak tercatat di Kantor Pos. Sehingga banyak warga kecewa, karena yang tercatat hanya 150 KK, itu pun semua dari Kampung Bugis di KM 10.
“Kami sudah menanyakan kepada pihak kelurahan, tapi lurah mengatakan formulir sudah terkumpul. Tapi pihak pendamping yang melakukan pendampingan program dana Keluarga Harapan itu tak mengambil formulir yang sudah diisi masyarakat,” kata Paulina dengan nada emosi.
Warga yang melakukan pemalangan dan unjukrasa, kebanyakan ibu-ibu itu terus berteriak marah. Mereka tetap menuntut agar pendamping program dihadirkan. Pendamping program akhirnya datang menjelaskan. Tapi belum sempat mengatakan satu kata, warga langsung menyerang dan memukulnya. Akibatnya, pendamping ketakutan dan diamankan aparat kepolisian yang sejak awal pemalangan telah berupaya meredakan amarah warga.
Aksi warga akhirnya bisa reda dan palang dibuka setelah koordinator pendamping program bantuan pemerintah, Alfons Jitmau datang memberikan keterangan kepada warga. Pendamping program direkrut langsung dari pusat. Selanjutnya, data yang dipakai untuk menyalurkan dana program keluarga harapan dari data penerima BLT 2011 silam.
Alfons berjanji akan berkoordinasi dengan pendamping agar melakukan pendataan ulang, sehingga tak menimbulkan kekecewaan warga. Mendengar janji itu, akhirnya warga membuka palang dan lalu lintas kembali berjalan lancar. ***(Veyda Ody)