KABARPAPUA.CO, Sentani – Sebanyak 345 Orang Muda Katolik (OMK) melakukan temu akbar di Rumah Novisiat OFM La Verna Sentani, Kabupaten Jayapura. Pertemuan ini berlangsung dari tanggal 2-4 November 2018. Kaum muda ini berasal dari Paroki APO, Argapura, Sentani dan Paroki Tajah Lere serta SMP Antonius Padua.
Pertemuan ini bertemakan Peran Media Sosial dalam Pendidikan Iman Orang Muda dan Upaya Membangun Kesadaran Bermedia, yang dipandu oleh tiga narasumber yakni, Wakil Kepala Penerangan Kodam XVII Cenderawasih Dax Sianturi, Habelino Sawaki, Piter Tukan, Arnold Belau dan Pastor Tarsisus Lengari OFM.
Sekretaris Dewan Penginjil Misi OFM, Pastor Tarsisius Lengari OFM mengatakan, apa yang dilakukan sebagai upaya untuk membantu orang muda menjadi pembawa damai di tengah masyarakat.
“Selama ini perhatian tehadap kaum muda tak secara berkelanjutan dilakukan.Karena kami yakin Yesus itu adalah sabda yang menjadi manusia, Dia itu mediator mediasi antara Allah dan manusia dan antara manusia dengan Allah. Maka manusia harus menjadi media sesama dan dunia,” jelas Pater Tarsi—begitu biasa Pastor Tarsius Lengari OFM disapa.
Selain itu, pertemuan akbar ini dilakukan untuk memperingati 800 tahun perjumpaan atau pertemuan antara Sultan dan ST Fransiskus Asisi di Maroko. “Itu yang melatarbelakangi kegiatan agar bisa membantu orang muda menjadi pembawa damai,” ujarnya.
Menurut Pater Tarsi, perjumpaan antara Sultan dan Fransiskus di saat adanya perang salib antara kristen dan muslim, tetapi ST. Fransiskus berani untuk bertemu dengan sultan untuk membicarakan secara damai.
“Kegiatan yang dilakukan untuk menunjukan bahwa pesan perdamaian disampaikan kepada semua orang. Agar semua orang menjadi pelaku pembawa damai sehingga diharapkan dengan membicara media sosial orang muda bisa memilah informasih mana yang benar dan yang salah,” jelasnya.
Pater Tarsi mengaku, banyak anak muda yang terjebak dalam perselisihan dan pertengkaran yang mendatangkan kekacauan bagi masyarakat secara umum khususnya bagi gereja.
Pertemuan akbar ini merupakan pertemuan rutin yang sudah berjalan selama empat tahun dengan tema yang berbeda. Sesuai dengan arahan pimpinan Ordo Fransiskus, kata Pater Tarsi, merupakan kewajiban untuk melakukan pendampingan terhadap kaum muda yang secara emosional sangat labil, kematangan emosional tidak seimbang.
“Harapan kami kaum muda tidak saja bergaul sesama beriman tetapi juga dengan agama lain dalam membangun persaudaraan,” pesan Pater Tarsi.***(Fitus Arung)