KABARPAPUA.CO, Kota Jayapura – Transaksi jual-beli di Pasar Marketing Point yang terletak di perbatasan Skow-Wutung mengalami penurunan hingga 50% dari tahun sebelumnya.
Lesunya transaksi jual beli dikarenakan perkembangan dan perekonomian di wilayah Papua Nugini yang tidak stabil.
Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Papua, Herman Bleskadit menuturkan ditahun 2014, omset transaksi jual beli mencapai Rp 52 milyar, tetapi ditahun 2015 hanya mencapai Rp 25 miliar.
“Ini juga berdampak pada kunjungan warga Papua Nugini untuk berbelanja ke pasar perbatasan,” katanya.
Pihaknya berharap ada kebijakan khusus dari pemerintah pusat untuk perekonomian di wilayah perbatasan.
Data yang dimiliki Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Papua menyebutkan setiap harinya warga Papua Nugini masuk ke wilayah perbatasan Indonesia mencapai 300 orang. Umumnya warga Papua Nugini membeli sembako di pasar perbatasan itu.
“Pada pasar perbatasan ini, antara penjual dan pembeli menggunakan dua bahasa yakni Inggris Fiji dan Bahasa Indonesia, serta menggunakan dua mata uang yakni Kina dan Rupiah dalam transaksinya,” ucap Herman. *** (Aruni)