KABARPAPUA.CO, Kota Jayapura – Tugu Harmony Award berdiri kokoh di Kota Jayapura. Letaknya di depan Kantor Distrik Jayapura Selatan, Entrop, Kota Jayapura, Papua.
Tugu ini akan diresmikan Wakil Menteri Agama RI, Zainut Tauhid Sa’adi pada Selasa 7 Maret 2023. Mempunyai filosofi yang sama dengan Tugu Satu Tungku Tiga Batu di Fakfak, Papua Barat, Tugu Harmony Award dibangun dengan alasan berbeda.
Jika Tugu Satu Tungku Tiga Batu milik salah satu Kabupaten tertua di Papua Barat yang dibangun atas perwujudan filosofi hidup dari etnis Mbaham Matta, masyarakat adat tertua di Fakfak sebagai cerminan toleransi antar umat beragama.
Sementara Tugu Harmony Award milik Kota Jayapura dibangun atas dasar penghargaan terhadap Pemerintah Kota Jayapura oleh Kementerian Agama RI. Tentunya, bangunan kedua tugu ini diharapkan merupakan perwujudan dari sikap dan pegangan hidup warga Kota Jayapura maupun warga di Kabupaten Fakfak.
Replika Harmony Award Diserahkan Tahun 2020
Sebelumnya replika penghargaan Harmony Award Tahun 2020 dari Kementerian Agama RI sendiri telah diserahkan kepada Benhur Tomi Mano, Wali Kota Jayapura saat itu. Tomi Mano dinilai mampu mewujudkan kerukunan umat beragama di Kota Jayapura.
Penghargaan diberikan atas dasar penilaian yang dilakukan oleh badan penelitian dan pengembangan Kementerian Agama RI tentang indeks kerukunan umat beragama.
Di samping itu, penghargaan juga dari hasil penelusuran di media tentang program pembinaan kerukunan yang dilakukan oleh masing-masing daerah termasuk atas dasar kajian kasus-kasus intoleran yang tersebar di Kabupaten/kota se-Indonesia.
Berbeda dengan Tugu Satu Tungku Tiga Batu yang memang mirip tungku masyarakat adat di sana yang mengandung makna tersirat tentang toleransi beragama, Tugu Harmony Award dibangun dengan bentuk yang secara langsung melambangkan keberagaman agama itu sendiri.
Hal ini dilihat pada setiap sisi tugu, berdiri enam tembok persegi, mirip tugu kecil dengan tulisan dan lambang 6 agama yang ada di Kota Jayapura yakni Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Budha dan Konghucu.
Pada bagian atas tugu terdapat tiga sisi yang masing-masing sisinya terdapat ukiran menyerupai koin berwarna keemasan dengan tulisan “Harmony Award Tahun 2020” yang berada di tengah koin dan diapit dua tulisan yakni “Kementerian Agama RI” di atasnya dan tulisan “Indonesia Rukun” di bagian bawahnya.
Masing-masing sisi juga terdapat plakat keemasan dengan tulisan “Diberikan Kepada Pemerintah Daerah Kota Jayapura”.
Simbol Mordernisasi Agama

Penjabat Wali Kota Jayapura, Frans Pekey saat pencanangan HUT ke-113 di Titik Nol, Rabu 8 Februari 2023. (KabarPapua.co/Natalya Yoku)
Penjabat Wali Kota Jayapura Frans Pekey mengatakan bahwa peresmian tugu juga akan diikuti dengan pencanangan Kota Jayapura sebagai kota modernisasi agama. Peresmian tugu yang berada di depan Kantor Distrik Jayapura Selatan itu akan bertepatan dengan acara puncak HUT Kota Jayapura ke 113.
“Peresmian dan pencanangan akan dilakukan Wakil Menteri Agama RI bersama kami Forkompimda Kota Jayapura,” ungkap Frans Pekey usai apel di Main Hall Kantor Wali Kota Jayapura, Senin 6 Maret 2023.
Frans Pekey menjelaskan bahwa tugu tersebut sarat akan makna dan bukan sekedar sebuah bangunan. “Tapi ada karena penghargaan kepada kota ini dan akan selalu mengingatkan, menginspirasi tentang toleransi kepada warga Kota Jayapura, ” ungkapnya lagi.
Ia pun meminta kepada seluruh masyarakat Kota Jayapura agar terus memegang nilai-nilai toleransi umat beragama. Masyarakat Kota Jayapura diharapkan tak mempermasalahkan keberagaman beragama dan tak membeda-bedakan agama satu dengan yang lain.
“Tugu ini akan senantiasa mengingatkan kita dan juga mereka yang mengunjungi kota ini bahwa kita sama-sama umat beragama, walau berbeda keyakinannya tetapi semua adalah ciptaan Tuhan,” kata Frans Pekey.
Sekilas Tugu Satu Tungku Tiga Batu Milik Fakfak

Tugu Satu Tungku Tiga Batu di Kabupaten Fakfak, Papua Barat. (KabarPapua.co/Faisal Narwawan)
Tugu Satu Tungku Tiga Batu sendiri telah menjadi ikon Kabupaten Fakfak yang mencerminkan toleransi dalam kehidupan bermasyarakat dan beragama di Kota Pala ini. Ikon ini melambangkan adat, pemerintah dan agama keluarga (Islam, Kristen dan Katolik) hidup damai dalam satu rumah.
Filosofi ini menjadi pegangan hidup warga Fakfak. Tungku sendiri merupakan simbol dari kehidupan, sedangkan tiga batu bermakna kau, saya dan dia yang tak bisa dipisahkan, saling terhubung dan bersaudara. Inilah makna simbol kerukunan di Kabupaten Fakfak.
Tugu Satu Tungku Tiga Batu dibangun atas rumusan filosofi yang diwariskan secara turun temurun di dalam setiap keluarga masyarakat Fakfak, di tahun 1990-an filosofi ini resmi ditetapkan oleh pemerintah sebagai filosofi Kabupaten Fakfak.
Berbeda dengan Tugu Harmony Award diberikan atas perjuangan masyarakat dan upaya pemerintah Kota Jayapura dalam menjaga dan mewujudkan keharmonisan antar umat beragama di Kota Jayapura.
Tugu Satu Tungku Tiga Batu berdiri kokoh di Pantai Reklamasi atau tepatnya di Jalan Salasa Namudat, Kabupaten Fakfak. Tugu yang menjadi perekat kehidupan beragama di kota paling dingin se-Papua Barat ini memang didirikan mirip tungku masyarakat adat di sana.
Terdapat tiga batu yang dibuat lebih tinggi dengan satu kuali di tengahnya. Ketiga penopang menjaga kuali agar tak jatuh, saling menguatkan. *** (Faisal Narwawan)