Menu

Mode Gelap

BISNIS · 26 Mei 2023 ·

Masyarakat Sagare Asmat Produksi Massal Beras Kolodok Tanpa Pengawet


					Bupati Asmat, Elisa Kambu menunjukkan produk beras Kolodok, Kamis 25 Mei 2023. (KabarPapua.co/Abdel Syah) Perbesar

Bupati Asmat, Elisa Kambu menunjukkan produk beras Kolodok, Kamis 25 Mei 2023. (KabarPapua.co/Abdel Syah)

KABARPAPUA.CO, Asmat – Masyarakat Kampung Sagare, Distrik Awuiu, Kabupaten Asmat mulai memproduksi beras lokal secara masal. Beras Cap Kolodok ini tanpa bahan pengawet.

Kabarnya, nama Kolodok berasal dari nama ikan endemik di Kabupaten Asmat. Beras Kolodok sendiri telah masuk pasar dengan kemasan 2 kilogram seharga Rp20 ribu.

Petugas Penyuluhan Pertanian Lapangan (PPL) Kampung Sagare,  Fransiska Agata mengatakan, Pemerintah daerah telah fokus mengembangkan lahan persawahan di Kampung Sagare sejak 2021.

Masyarakat di Asmat sebenarnya sudah menggarap sawah sejak lama. Hanya saja, lahan persawahan baru dikembangkan 10 tahun terakhir. Masyarakat Sagare sendiri menggarap 30 hektare lahan sawah tanpa mengenal musim.

Pengolahan sawah di daerah ini langsung mendapat pendampingan dari Pemerintah Asmat. “Daerah ini memang cocok untuk tanam padi. Selain lahan yang luas, air juga melimpah,” katanya.

Baca Juga >  Aksi Tanam Mangrove Sambut Hari Bhayangkara di Kota Jayapura

Fransiska menyebut, masyarakat Sagare tengah menanam beberapa jenis varitas beras. Misalnya varitas cinggelis, menanam ampari dan ketan merah.

“Produksi beras pada lahan 1 hektare mencapai 4,7 ton gabah kering. Hasilnya produksi sebagian untuk konsumsi masyarakat setempat. Mereka juga hasil produksi ke kampung tetangga,” ujarnya.

Sedikit promosi, Fransiska bilang jika beras produksi masyarakat Sagare tanpa bahan pengawet. Ia menjamin beras Kolodok bagus untuk konsumsi sehari-hari masyarakat.

Arti Mendalam Nama Kolodok

Bupati Asmat, Elisa Kambu mengunjungi stand BPP Sagare di pameran pertanian, Kamis 25 Mei 2023. (KabarPapua.co/Abdel Syah)

Baca Juga >  505 CPNS Asmat Terima SK, Bupati Ingatkan soal Pengabdian

Fransiska mengungkapkan, nama beras Kolodok mempunyai arti yang mendalam. “Ikan kolodok ini hidup di lumpur. Jadi istilah bagi PPL, sekali turun lumpur tetap di lumpur, susah untuk naik ke daratan,” jelasnya.

Bupati Asmat, Elisa Kambu mengatakan beras Kolodok merupakan keberhasilan masyarakat Sagare dalam mengembangkan pertanian di Kabupaten Asmat.

“Pemerintah hanya membantu mendorong dan memberikan motivasi guna kemajuan masyarakat untuk lebih sejahtera,” katanya.

Elisa Kambu merasa bangga dengan hasil produksi beras Kolodok. Apalagi produk beras Kolodok memiliki kemasan yang baik. “Saya pesan 1 karung, nanti bawa ke rumah,” pintanya. *** (Abdel Syah)

Artikel ini telah dibaca 47 kali

badge-check

Penulis Berita

Baca Lainnya

Kendaraan Listrik Berpotensi Tekan Emisi 6,9 juta ton CO2

6 Juni 2023 - 02:15

MyPertamina Tebar Hadiah Mulai 1 Juni: Ada Mobil, Emas hingga Paket Umrah

1 Juni 2023 - 18:07

Insentif Kendaraan Listrik Diminati Masyarakat

29 Mei 2023 - 20:49

PLN Buka Lowongan Kerja Khusus OAP, Ini Syaratnya

26 Mei 2023 - 13:39

Ngopi di Uncen, OJK-BEI Edukasi Mahasiswa Soal Keuangan Digital

24 Mei 2023 - 18:22

Telkomsel Hadirkan Paket Internet Zona Kapal Laut, Harga Mulai Rp25 Ribu

23 Mei 2023 - 17:35

Trending di BISNIS