Menu

Mode Gelap

SOSOK · 22 Feb 2018 ·

Manfaatkan Limbah Kayu, Fredrik Marani Hasilkan Ribuan Souvenir Khas Papua


					Fredrik Marani sedang membuat souvenir dari limbah kayu peti uang. (KabarPapua.co/Foto dokumen Fredrik Marani) Perbesar

Fredrik Marani sedang membuat souvenir dari limbah kayu peti uang. (KabarPapua.co/Foto dokumen Fredrik Marani)

KABARPAPUA.CO, Kota Jayapura – Fredrik Marani, pria kelahiran Teluk Wondama, Papua Barat ini memanfaatkan limbah kayu peti uang koin menjadi sebuah souvenir khas Papua.

Menjadi pembuat souvenir khas Papua dari limbah kayu dilakoni Fredrik sejak tahun 2016 disela kesibukannya sebagai petugas keamanan di Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Papua.




Menggeluti pembuatan souvenir unik berawal dari program Bank Indonesia yang mencari mitra binaan pengrajin souvenir khas Papua, dari program inilah muncul ide kreatif Fredrik.

Walau mengaku tak bisa membuat patung Burung Cenderawasih apalagi menggambar hewan yang dilindungi itu, namun Fredrik tak lantas putus asa. Belajar secara otodidak selama satu tahun, Fredrik pun semakin percaya diri dapat membuat souvenir khas Papua yang dikhususkan bagi tamu Bank Indonesia yang datang ke Papua.

Beberapa souvenir khas Papua bergambar Burung Cenderawasih karya Fredrik Marani. (KabarPapua.co/Foto Dokumen Fredirik Marani)

Fredrik memastikan seluruh bahan baku souvenir itu dari limbah kayu peti uang koin. Belakangan pria 42 tahun ini menambahkan uang lusuh yang sudah diracik pada souvenirnya, sayangnya souvenir unik itu tak diperjualbelikan dengan berbagai pertimbangan.

“Souvenir khas Papua yang diperjualbelikan juga saya buat, tapi khusus untuk kolektor, harga mulai Rp200 ribu hingga Rp700 ribu,” tutur Fredrik yang telah 18 tahun sebagai petugas keamanan di Kantor Bank Indonesia Papua.

Fredrik mengaku telah menghasilkan ribuan motif souvenir tanpa menghilangkan ukiran Burung Cenderawasih pada setiap hasil karyanya dan mengungkapkan alasannya membuat souvenir khas Papua dengan gambar utama Burung Cenderawasih.

Sebagai anak asli Papua, itulah cara dia melindungi Burung Cenderawasih dari kepunahan. Fredrik ingin agar generasi muda di Papua ikut menjaga kelestarian Burung Cenderawasih.

“Filosofi di setiap motif souvenir yang saya buat adalah daun pakis walau semakin tinggi tetapi selalu merunduk melambangkan perlunya menghormati dan melindungi orang lain,” jelas Fredrik. ***(Syahriah)

Artikel ini telah dibaca 35 kali

badge-check

Penulis Berita

Baca Lainnya

Cerita Adidatus Lamadoke, Siswa SD di Manokwari Nekat Bertemu Gubernur Waterpauw

20 Agustus 2023 - 15:48

Kaka Besar Paulus Waterpauw Dinobatkan Sebagai Sesepuh Ikaswara Manokwari

16 Juli 2023 - 20:19

Sosok Kombes Victor Mackbon, Komandan Upacara Hari Bhayangkara ke-77 di GBK

1 Juli 2023 - 19:35

Kapolda Papua Terima Bintang Bhayangkara Pratama

1 Juli 2023 - 15:29

Kisah Salima Safitri, Bidan Cahaya YBM PLN yang Hadir di Timur Indonesia

29 Juni 2023 - 16:39

Karier Moncer Hardika Septi Putri, Kartini Muda yang Menggeluti Perhotelan

27 April 2023 - 13:50

Trending di SOSOK