KABARPAPUA.CO, Kota Jayapura – Fredrik Marani, pria kelahiran Teluk Wondama, Papua Barat ini memanfaatkan limbah kayu peti uang koin menjadi sebuah souvenir khas Papua.
Menjadi pembuat souvenir khas Papua dari limbah kayu dilakoni Fredrik sejak tahun 2016 disela kesibukannya sebagai petugas keamanan di Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Papua.
Menggeluti pembuatan souvenir unik berawal dari program Bank Indonesia yang mencari mitra binaan pengrajin souvenir khas Papua, dari program inilah muncul ide kreatif Fredrik.
Walau mengaku tak bisa membuat patung Burung Cenderawasih apalagi menggambar hewan yang dilindungi itu, namun Fredrik tak lantas putus asa. Belajar secara otodidak selama satu tahun, Fredrik pun semakin percaya diri dapat membuat souvenir khas Papua yang dikhususkan bagi tamu Bank Indonesia yang datang ke Papua.

Beberapa souvenir khas Papua bergambar Burung Cenderawasih karya Fredrik Marani. (KabarPapua.co/Foto Dokumen Fredirik Marani)
Fredrik memastikan seluruh bahan baku souvenir itu dari limbah kayu peti uang koin. Belakangan pria 42 tahun ini menambahkan uang lusuh yang sudah diracik pada souvenirnya, sayangnya souvenir unik itu tak diperjualbelikan dengan berbagai pertimbangan.
“Souvenir khas Papua yang diperjualbelikan juga saya buat, tapi khusus untuk kolektor, harga mulai Rp200 ribu hingga Rp700 ribu,” tutur Fredrik yang telah 18 tahun sebagai petugas keamanan di Kantor Bank Indonesia Papua.
Fredrik mengaku telah menghasilkan ribuan motif souvenir tanpa menghilangkan ukiran Burung Cenderawasih pada setiap hasil karyanya dan mengungkapkan alasannya membuat souvenir khas Papua dengan gambar utama Burung Cenderawasih.
Sebagai anak asli Papua, itulah cara dia melindungi Burung Cenderawasih dari kepunahan. Fredrik ingin agar generasi muda di Papua ikut menjaga kelestarian Burung Cenderawasih.
“Filosofi di setiap motif souvenir yang saya buat adalah daun pakis walau semakin tinggi tetapi selalu merunduk melambangkan perlunya menghormati dan melindungi orang lain,” jelas Fredrik. ***(Syahriah)