Menu

Mode Gelap

PUBLIK · 8 Jan 2021 ·

Lapangan Terbang di Pegunungan Tengah Papua Disebut Ekstrem


					Foto bersama di Lapangan Terbang Gilikha, Distrik Benawa, Kabupaten Yalimo. (IST) Perbesar

Foto bersama di Lapangan Terbang Gilikha, Distrik Benawa, Kabupaten Yalimo. (IST)

KABARPAPUA.CO, Merauke – Lapangan terbang di wilayah pegunungan tengah Papua disebut ekstrem. Sebab tak hanya terletak di wilayah lereng gunung, tapi juga sering terjadi kecelakaan pesawat akibat cuaca dan kini sering terjadi gangguan keamanan.

Kepala Kantor Otoritas Bandara Wilayah X Merauke, Papua, Sigit Pramono mengungkapkan, ratusan lapangan terbang yang terbilang ekstrem itu terletak di wilayah pegunungan tengah Papua.

Menurut Sigit, otoritas bandara sendiri di tahun 2020 telah melakukan verifikasi terhadap 168 lapangan terbang di Papua. Verifikasi itu atas permintaan, pemerintah daerah, masyarakat maupun pihak lembaga gereja.

“Verifikasi lapangan terbang itu, demi kepentingan kemudahan transportasi masyarakat, maka layak untuk didarati pesawat berbadan kecil. Setiap tahun, sedikitnya ada 15 permohonan verifikasi terhadap lapangan terbang baru,” ungkap Sigit kepada media ini.

Baca Juga >  Ramai-ramai Tokoh Papua Ajak Masyarakat Dukung Rumasukun Jalani Roda Pemerintahan

Tim Inpektur Otban X Merauke lakukan verifikasi lapangan terbang di daerah pegunungan tengah Papua. (IST)

Sigit juga mengatakan, verifikasi itu meliputi kelayakan lapangan terbang, fasilitas keselamatan dan petugas. “Lapangan terbang di daerah pegunungan tengah Papua itu tersebar di distrik dan kampung yang sewaktu-waktu kondisi cuacanya berubah,” ujarnya.

Tujuan verifikasi lapangan terbang, kata Sigit, untuk membantu membuka akses transportasi udara di daerah pegunungan tengah Papua. Sebab, selama ini masyarakat di daerah pegunungan tengah Papua sulit mendapatkan akses transportasi.

“Banyangkan saja, jika tak ada transportasi udara di daerah itu, segala sesuatu pasti harganya mahal. Saya pernah dapati harga bahan pokok sangat mahal, yakni beras per 10 kilogram Rp800 ribu. Tapi setelah pesawat rutin masuk, harganya turun Rp300 ribu. Ini manfaat kebijakan pemerintah terhadap kinerja kami,” ujarnya.

Baca Juga >  Tim Investigasi Selidiki Kebakaran Kantor Balai dan Posyandu di Dogiyai

Dijelaskan Sigit, ada sejumlah hal penting yang dilakukan lembaga regulasi bandara terhadap lapangan terbang. Diantaranya, memperpendek jarak tempuh dari satu daerah ke daerah lain. Lalu, men-suport airlines mendistribusi kebutuhan bahan pokok dengan rute terjadwal.

“Ada beberapa lapangan terbang yang berdasarkan regulasi dijadikan sebagai lapangan terbang pendukung distribusi bahan pokok. Kami lakukan sistem seperti ini, sehingga mamangkas jam terbang. Sebab tahu sendiri, kondisi cuaca di pegunungan tak dapat diprediksi. Sistem ini juga dilakukan menghindari kecelakaan, selain faktor keamanan tadi,” paparnya. ***(Abdel Syah) 

Artikel ini telah dibaca 71 kali

badge-check

Penulis Berita

Baca Lainnya

SMPN 1 Jayapura Rayakan Usia 60 Tahun: Semua Ada Karena Cinta

27 September 2023 - 00:52

Cara Klaim Asuransi Mobil Jika Terlibat Tabrakan Beruntun

26 September 2023 - 12:18

Sempat Mati Listrik dan Internet, ANBK SMP di Kota Jayapura Berjalan Lancar

19 September 2023 - 15:36

Atasi Polusi Jakarta: Mutu Emisi Kendaraan hingga Perbaikan Transportasi Publik 

18 September 2023 - 22:11

Resmi Beroperasi, RS Waa Banti Jadi Simbol Komitmen Pemkab Mimika dan Freeport

16 September 2023 - 17:33

Mensos Risma Beri Support Peserta Pelatihan Mekanik dan Operator di Jayapura

13 September 2023 - 21:18

Trending di PUBLIK