Menu ✖

Mode Gelap
Antisipasi 1 Desember, TNI Polri Patroli 2×24 jam di Kota Jayapura Pesan Sejuk Polri di Deklarasi Pemilu Ceria Tanah Papua Gedung Perpustakaan SMPN 5 Sentani Terbakar Hibah Pilkada Jayapura Cair 10 Persen, Deposit Kas Daerah Rp23 Miliar Disorot 1 Desember di Jayapura: Polisi Amankan Ratusan Botol Miras Ilegal, Penjual Ngacir

KABAR FREEPORT · 14 Oct 2024 22:45 WIT

Konvenas AIHII, Freeport Tegaskan Komitmen Wujudkan Praktik Pertambangan Berkelanjutan


					Diskusi interaktif yang dipimpin moderator Ketua Umum PP AIHII, Agus Haryanto ketika Claus Wamafma, Vice President of Community PTFI usai menyampaikan pemaparan. (Freeport) Perbesar

Diskusi interaktif yang dipimpin moderator Ketua Umum PP AIHII, Agus Haryanto ketika Claus Wamafma, Vice President of Community PTFI usai menyampaikan pemaparan. (Freeport)

KABARPAPUA.CO, Kota Jayapura – Direktur & Executive Vice President Sustainable Development PT Freeport Indonesia (PTFI) Claus Wamafma menegaskan komitmen Freeport dalam mewujudkan praktik pertambangan berkelanjutan.

Komitmen ini disampaikan dalam Konvensi Nasional ke-15 Asosiasi Ilmu Hubungan Internasional Indonesia (AIHII) yang berlangsung di Jayapura, 8-11 Oktober.  Konvenas dihadiri guru besar dan dosen dari 45 universitas di Indonesia.

“Freeport Indonesia telah menjadi perusahaan tambang kelas dunia yang terintegrasi dari hulu hingga hilir. Dengan berproduksinya smelter baru, PTFI akan mengolah batuan bijih tambang hingga memurnikannya menjadi katoda tembaga di dalam negeri,” kata Claus.

Claus menjelaskan bahwa Indonesia diprediksi akan masuk dalam 5 besar produsen katoda tembaga di dunia dengan berproduksinya smelter baru PTFI. Produksi katoda tembaga Indonesia keseluruhan akan mencapai 1,5 juta ton per tahun, merupakan gabungan dari produksi PTFI dengan Amman Mineral.

PTFI sendiri akan memproduksi katoda tembaga mencapai 1 juta ton, kemudian ditambah dengan Amman Mineral yang akan mencapai 500 ribu ton. “Hal ini akan menjadikan Indonesia sebagai salah satu pemain kunci dalam supply tembaga secara global, di saat demand tembaga yang akan diprediksi terus meningkat,” kata Claus.

Para akademisi menyimak penyampaian materi ‘Proses Pertambangan Terintegrasi Hulu Hilir’ oleh Claus Wamafma, Vice President of Community PTFI pada Konvenas AIHII di Jayapura. (Freeport)

Dengan terintegrasinya operasi PTFI dari hulu hingga hilir, hal ini semakin memperkuat komitmen PTFI dalam menjalankan praktik pertambangan yang berkelanjutan dengan mengedepankan prinsip Environmental, Social and Governance (ESG) dalam menjalankan aktivitas pertambangan.

Dalam upaya penerapan prinsip ESG pada aspek sosial dan lingkungan, PTFI berkomitmen mereduksi emisi karbon 30 persen pada tahun 2030.  Langkah ini melalui pengoperasian kereta listrik di tambang bawah tanah dan penanaman mangrove 100 hektare per tahun.

Dalam aspek sosial, lanjutnya, PTFI menyelenggarakan program-program pendidikan diantaranya melalui program beasiswa, pembangunan sekolah, dan pelatihan guru.  Sementara bidang kesehatan, memberikan layanan kesehatan gratis untuk masyarakat tujuh suku di Papua.

PTFI juga membangun fasilitas kesehatan dan program kesehatan masyarakat pada bidang kesehatan. Sedangkan ibidang pembangunan ekonomi, PTFI memberikan dukungan kepada UMKM. Dukunga ini dengan cara mendekatkan mereka pada akses pasar dan pelatihan keterampilan untuk meningkatkan usaha.

Di bidang infrastruktur berperan dalam pembangunan jalan dan jembatan, serta fasilitas umum lainnya untuk memudahkan mobilitas warga di sekitar wilayah pertambangan. PTFI juga rutin berkolaborasi dengan pemerintah daerah melalui program-program kemitraan untuk mengurangi ketergantungan masyarakat secara ekonomi.

Foto bersama pembicara dan peserta Konvensi Nasional Asosisasi Hubungan Internasional ke 15 di Jayapura. (Freeport)

Dimana sebelumnya dari angka 90 persen PDB Mimika menjadi 70 persen artinya industri lain di masyarakat sudah mulai tumbuh. Hal ini secara tidak langsung menurunkan tingkat ketergantungan kepada PTFI.

Sebelumnya, PTFI mendukung Universitas Cendrawasih (Uncen) sebagai tuan rumah rumah Konvensi Nasional ke-15 AIHII. PTFI juga menjadi salah satu narasumber dengan topik Hilirisasi Mineral Indonesia: Prospek dan Tantangan.

AIHII merupakan organisasi yang mewadahi seluruh lembaga penyelenggara pendidikan tinggi ilmu Hubungan Internasional di Indonesia. Saat ini AIHII menaungi kurang lebih 800-an Dosen Ilmu Hubungan Internasional yang tersebar di 73 perguruan tinggi negeri maupun swasta di seluruh Indonesia.

Konvensi Nasional ini merupakan pertemuan rutin tahunan sebagai wadah untuk saling berbagi gagasan dan informasi hingga pengambilan kebijakan terkait keberlangsungan Ilmu Hubungan Internasional di Indonesia.

Tema yang diangkat dalam Vennas XV AIHII adalah “Kontestasi Pendekatan Keamanan Tradisional dan Non-Tradisional Di Kawasan Indo-Pasifik”. Tercatat 74 guru besar dan dosen dari 45 universitas di Indonesia kegiatan berlangsung dari 8-11 Oktober 2024. *** (Rilis)

Artikel ini telah dibaca 36 kali

badge-check

Penulis Berita

Baca Lainnya

Komitmen Freeport Indonesia Meningkatkan Pembangun Berkelanjutan di Kabupaten Mimika

28 March 2025 - 07:04 WIT

Freeport-Pemda Mimika Uji Coba Distribusi Air Bersih, Warga: Kami Senang

20 March 2025 - 09:56 WIT

Terobosan Bupati Jayawijaya di Sekolah ‘Menyenangkan’ Sepanjang Hari St Michael Hepuba

20 March 2025 - 09:28 WIT

Freeport Pastikan Percepatan Perbaikan Smelter, Datangkan Komponen dengan Pesawat Kargo Antonov

6 March 2025 - 23:08 WIT

Freeport Indonesia Gandeng UNCEN Beri Pelatihan Bisnis untuk Mahasiswa 

4 March 2025 - 16:52 WIT

Freeport Terapkan Budaya Selamat Demi Produksi Aman Berkelanjutan

26 February 2025 - 14:15 WIT

Trending di KABAR FREEPORT