KABARPAPUA.CO, Kota Jayapura – Keluarga Demena berduka. Andi Demena, ayah dari 7 orang anak ini, harus meregang nyawa di lokasi tempat kerjanya yang sudah ditekuni 20 tahun lamanya.
Dua sepupu Andi yakni David Demena (21 tahun) dan Daud Demena (18 tahun) yang baru 2015 lalu ikut bekerja bersama Andi, turut menjadi korban dari kekerasan yang dilakukan oleh kelompok kriminal bersenjata yang dilakukan di Desa Agenggen, Distrik Sinak, Kabupaten Puncak, Selasa 15 Maret 2016 siang kemarin.
Ketiga bersaudara itu kehilangan nyawanya di lokasi pembangunan Jalan Trans Papua. Tak hanya tiga orang keluarga Demena, korban lainya adalah Yohanes Tikuramba yang merupakan pimpinan proyek pembangunan jalan di Sinak. Jenasah Yohanes rencananya akan dimakamka di Toraja.
Salah satu keluarga Demena, Alfius Demena meminta aparat keamanan dan Pemkab Puncak wajib mengungkap dalang dibalik kekerasan kepada karyawan PT Modern. Pihaknya juga mengklaim pelaku kekerasan bukan dilakukan oleh Organiasasi Papua Merdeka (OPM) murni, tetapi dilakukan oleh OPM buatan.
“OPM murni tak akan korbankan masyarakat atau warga sipil lainnya. OPM murni selalu berhadapan dengan aparat keamanan. Kenapa ini korbannya adalah murni masyarakat yang sedang melakukan pengerjaan jalan? Apalagi mereka ini bukan melakukan pekerjaan pribadi, tetapi untuk pembangunan Papua,” ucap Alfius, saat ditemui di ruang otopsi Rumah Sakit Bhayangkara, Kotaraja, Rabu, 16 Maret 2016.
Tak hanya itu, tudingan ada persaingan bisnis antara perusahaan pengerjaan jalan juga terjadi pasca kejadian tersebut. Alfius berharap pelaku kekerasan ini dapat ditangkap. “Kami akan membawa 3 keluarga kami ini ke kampung halaman di Kampung Tablasupa, Depapre, Kabupaten Jayapura,” jelasnya.
Siang tadi, sekitar 11.01 WIT, 4 jenasah korban kekerasan kelompok sipil bersenjata di Sinak, berhasil di evakuasi ke Jayapura dengan menggunakan dua pesawat Trigana jenis Twin Otter.
Kapolda Papua Irjen Polisi Paulus Waterpauw menduga pelaku kelompok kekerasan kepada karyawan PT Modern yang sedang melakukan pembuatan jalan Trans Papua, Sinak-Mulia, didalangi oleh kelompok kriminal bersenjata pimpinan Kelenak Murib. Dugaan ini didapat sesaat setelah kejadian, sekelompok orang yang jumlahnya cukup banyak sedang melintas di perbukitan Sinak.
“Sempat ada dua kali terdengar bunyi tembakan dari atas bukit itu. Apakah kelompok kriminal bersenjata ini yang melakukan aksi kepada karyawan tersebut? Kita akan lihat perkembangan lanjutan,” kata Paulus. ***(Katharina Louvree)