Menu

Mode Gelap

PERISTIWA · 8 Mar 2023 ·

Kisah Pekerja Proyek Bertaruh Nyawa Membangun Puskesmas di Nduga


					Tinus Janwarin, pekerja proyek pembangunan Puskesmas Paro yang selamat dari ancaman KKB Egianus Kogoya, Selasa 7 Maret 2023. (Dok Humas Polda Papua) Perbesar

Tinus Janwarin, pekerja proyek pembangunan Puskesmas Paro yang selamat dari ancaman KKB Egianus Kogoya, Selasa 7 Maret 2023. (Dok Humas Polda Papua)

KABARPAPUA.CO, Timika – Kekejaman Egianus Kogoya, pimpinan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kabupaten Nduga masih membekas di benak para pekerja proyek pembangunan Puskesmas Paro.

Tinus Janwarin misalnya, satu dari 15 pekerja pembangunan puskesmas di Distrik Paro, Kabupaten Nduga yang selamat dari penyanderaan Egianus Kogoya. Tinus dan belasan rekannya berhasil selamat usai kabur ke hutan hingga dievakuasi Satgas Damai Cartenz.

Pengalaman pahit dengan bertaruh nyawa itu membuat pria berdarah Maluku ini mengaku tidak mau kembali ke Kabupaten Nduga. “Saya masih trauma. Puji Tuhan saya dan teman-teman selamat,” ucap Tinus.

Tinus bercerita mendapatkan intimidasi dari KKB dari hari demi hari selama mengerjakan  pembangunan Puskesmas di Distrik Paro. Teror dari KKB juga telah dirasakan sejak pertama pembangunan tepatnya pada pertengahan Desember 2022 lalu.

Semua barang yang dibawa oleh pekerja diperiksa oleh KKB, baik itu dompet, HP maupun identitas. Sedihnya, kelompok kriminal bersenjata tersebut juga membakar barang-barang milik pekerja proyek.

“Ketika kita sampai di rumah yang kita tempati sementara, barang-barang diperiksa, barang yang tidak penting juga dibakar oleh mereka. Identitas kita juga disita, dan pada malamnya baru dikembalikan,” kata Tinus di Timika, Selasa 7 Maret 2023.

Teror KKB Dirasakan Sejak Awal Pembangunan

Teror pertama dirasakan pada 29 Desember 2022. Pada malam hari Egianus dan kelompoknya datang ke Distrik Paro. Namun para pekerja tidak mengetahui sosok Egianus. “Kita hanya dikasih tahu oleh masyarakat setempat komandan besar di sini, tapi tidak dikasih tahu namanya,” ungkapnya.

Baca Juga >  Alat Berat di Yapen Dibakar OTK, Polisi Temukan Bendera Bintang Kejora

Masyarakat setempat sempat memberitahukan kepada kontraktor dan kepala tukang (mandor) agar tidak keluar pada malam hari. Bahkan para pekerja baru bisa melaksanakan pembangunan jika sudah mendapat perintah KKB.

“Egianus sempat marah besar kepada para pekerja. Ada yang menuding para pekerja telah mengumpat kepada pimpinan KKB itu. Kepala tukang kemudian dipanggil oleh Egianus dan dibentak dengan kata-kata binatang,” beber Tinus mengenang pengalaman pahit silam.

Ancaman Egianus Kogoya

Egianus Kogoya, kata Tinus juga meminta para pekerja  untuk bekerja cepat, karena nyawa mereka ada ditangannya. Ancaman itu membuat para pekerja ketakutan hingga sulit tidur hingga pagi hari.

“Bapak tukang bilang jangan keluar duduk di rumah, habis mereka bikin adat kita bisa kerja atau tidak, demi kita keselamatan jangan keluar,” ungkapnya.

Tinus juga menceritakan pengerjaan tahap kedua bulan Februari 2023 untuk menyelesaikan pembangunan Puskesmas Paro. Kala itu,  Egianus kembali marah. Tidak hanya kepada para pekerja, namun juga masyarakat di Distrik Paro.

“Februari saat kita kerja setahu saya yang kedua kali itu sempat dia (Egianus) punya HP atau HT hilang. Kita disuruh pulang dan masyarakat semua disuruh mencari barang yang hilang,” ucapnya.

Baca Juga >  Si Ipar Bawa Terang Pendidikan di Pelosok Nduga

KKB Beri Waktu 2 Hari untuk Pekerja Tinggalkan Paro

Semenjak itu para pekerja  dibantu diungsikan ke balai desa pada Minggu 5 Februari 2023. Mereka diminta untuk meninggalkan Distrik Paro setelah adanya kesepakatan antara kontraktor dengan pihak KKB yang dimediasi oleh tokoh setempat.

“Dapat informasi dari mandor dan pemborong, mereka rapat kita tidak tahu apa yang dibicarakan, Minggu kita harus jalan, dikasih waktu dua hari untuk tinggalkan Paro jalan ke Kenyam, jalan lewat hutan, bapak kontraktor bayar material, sudah dibayar, Senin kita jalan,” bebernya.

Tinus juga mengungkapkan ketakutan masyarakat Distrik Paro hingga terpaksa ikut mengungsi ke dalam hutan. “Kita mengungsi ke arah pegunungan mengarah Kenyam. Sementara penduduk ke daratan,” sambungnya.

Selama 3 perjalanan sejak Senin 6 Februari hingga Rabu 8 Februari, Tinus dan belasan pekerja proyek menyusuri hutan menuju Kenyam. Namun sebelum tiba, mereka berhasil dievakuasi oleh TNI-Polri menggunakan helikopter.

“Saya lega saat mendengar helikopter dan pada saat di helikopter kita baru tahu kita sudah selamat. Ada bapak Kapolres Nduga yang menyelamatkan kita dengan TNI evakuasi kita sampai Timika,” ungkapnya gembira.  *** (Rilis)

Artikel ini telah dibaca 5 kali

badge-check

Penulis Berita

Baca Lainnya

Jadi Tersangka KDRT, Oknum Pejabat Pemprov Papua Dikenai Wajib Lapor

3 Juni 2023 - 21:48

Ketakutan, 162 Warga Nogolait Ngungsi ke Kota Kenyam Nduga

1 Juni 2023 - 15:24

2 Anak Buah Egianus Kogoya Tertangkap Usai Kontak Tembak di Nduga

1 Juni 2023 - 14:47

Pelaku Pembunuhan Pendeta di Nduga Tertangkap

31 Mei 2023 - 16:43

Polisi Tangkap Anggota KKB Penembak Brimob di Yahukimo

31 Mei 2023 - 15:58

Alat Berat di Yapen Dibakar OTK, Polisi Temukan Bendera Bintang Kejora

31 Mei 2023 - 00:25

Trending di PERISTIWA