Menu

Mode Gelap

PUBLIK · 4 Okt 2019 ·

Kemenkes Siapkan Rp9 Miliar dalam Pengobatan Cacingan dan Kaki Gajah di Papua


					Kabid Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit, Dinas Kesehatan Provinsi Papua, Aaron Rumainum. (KabarPapua.co/Fitus Arung) Perbesar

Kabid Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit, Dinas Kesehatan Provinsi Papua, Aaron Rumainum. (KabarPapua.co/Fitus Arung)

KABARPAPUA.CO, Kota Jayapura – Memasuki bulan eliminasi penyakit kaki gajah dan cacingan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menganggarkan pembiayan dari dana dekon berjumlah Rp9 miliar lebih. Dana ini untuk pembiayaan petugas kesehatan dalam rangka pemberian obat massal mencegah penyakit cacingan dan kaki gajah di Papua.

Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Papua, Aaron Rumainum menjelaskan, pembiayaan yang dikeluarkan Kemenkes untuk pengobatan kaki gajah pada 22 kabupaten dan cacingan pada 9 kabupaten di Papua. Kabupaten Deyai, Dogiyai, Paniai, Lani Jaya, Tolikara dan Yalimo sementara laksanakan pengobatan.

Baca Juga >  Kabupaten Ini Satu-satunya di Papua yang Sudah Sepakati Dana Hibah Pilkada 2024

“Obat yang  diberikan terdiri paracetamol, albendasol dan BNC untuk penduduk umur 2-70 tahun yang sehat, yang tak hamil. Sementara yang dibawah 2 tahun ditunda dan yang diatas 70 tahun tak diberikan, termasuk yang sakit berat,” kata Aaron kepada wartawan, belum lama ini.

Sementara pada anak umur 1-2 tahun, kata Aaron, hanya diberikan obat cacing albendasol saja. “Hal ini untuk mendukung program stanting (tinggi badan tak sesuai umur) dicurigai kurang gizi. Diberikan obat 2 kali setahun,” katanya.

Sementara pada 12 kabupaten yang selesai memberikan obat pencegahan kaki gajah dan dinyatkan lulus, seperti Merauke, Kabupaten Jayapura, Keerom, Boven Digul, Mappi dan Supiori.

Baca Juga >  388 Perangkat Kampung di Papua Antusias Ikut Pelatihan P3PD

Sedangkan enam kabupaten yang belum ditemukan kaki gajah, yakni Lany Jaya, Tolikara, Yalimo, Paniai, Dogiyai dan Deiyai dilakukan pemberian obat masal  kecacingan pada Februari kepada anak 1 tahun dan 12 tahun.

“Target kami setiap kabupaten dikatakan sukses apabila di atas 65 persen karena memperhitungkan anak di bawah 2 tahun, di atas 70 tahun, yang hamil dan sakit berat tak mengkonsumsi obat,” jelas Aaron. ***(Fitus Arung)

Artikel ini telah dibaca 7 kali

badge-check

Penulis Berita

Baca Lainnya

SMPN 1 Jayapura Rayakan Usia 60 Tahun: Semua Ada Karena Cinta

27 September 2023 - 00:52

Cara Klaim Asuransi Mobil Jika Terlibat Tabrakan Beruntun

26 September 2023 - 12:18

Sempat Mati Listrik dan Internet, ANBK SMP di Kota Jayapura Berjalan Lancar

19 September 2023 - 15:36

Atasi Polusi Jakarta: Mutu Emisi Kendaraan hingga Perbaikan Transportasi Publik 

18 September 2023 - 22:11

Resmi Beroperasi, RS Waa Banti Jadi Simbol Komitmen Pemkab Mimika dan Freeport

16 September 2023 - 17:33

Mensos Risma Beri Support Peserta Pelatihan Mekanik dan Operator di Jayapura

13 September 2023 - 21:18

Trending di PUBLIK