KABARPAPUA.CO, Wamena – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat adanya peningkatan kecepatan angin di Wamena hingga mencapai 29 knot. Angin kencang terjadi sejak 3 hari lalu.
“Kecepatan angin ini mulai terjadi pada 3 hari lalu. Di mana bibit siklon tropis mawar itu terjadi di atas Papua,” kata Kepala BMKG Wamena, Subahari kepada wartawan, Selasa 30 Mei 2023.
Ia menjelaskan kecepatan angin ini terjadi karena siklon tropis mawar bergerak ke arah barat laut dari Filipina menjauhi Papua. Siklon ini berdampak langsung hingga menimbulkan angin kencang.
“Kecepatan angin di Wamena pada pukul 13.00 WIT maksimal mencapai 29 knot, normalnya adalah pada 21 knot. Angin kencang 29 knot, maka pertumbuhan awan hilang dan terjadi panas terik,” jelasnya.
Menurut Subahari, cuaca panas pada siang dan dingin pada malam hari juga mengindikasi awal kemarau pada bulan Juni. Sebab, angin kencang menyebabkan pertumbuhan awan berkurang.
“Awan berkurang menyebabkan hujan juga kurang. Ini menandakan awal musim kemarau di wilayah Pegunungan Papua. Kami perkirakan zona musim kemarau pada Juni dan puncaknya pada Agustus sampai September,” ujarnya.
Subahari juga mengingatkan bahaya angin kencang bagi penerbangan di wilayah Wamena. Pesawat berbadan kecil misalnya, yang harus waspada pada saat landing.
“Wamena itu one way (satu arah) jadi harus hati-hati saay landing. Untuk pesawat berbadan besar harus mengantisipasi arah angin pada saat take off dan landing,” bebernya.
BMKG Wamena telah mengeluarkan peringatan dalam grup stakeholder. BMKG juga mengupdate cuaca per 30 menit yang dapat menjadi informasi bagi maskapai.
“Jika kecepatan agin sudah mencapai di atas 29 knot, paling tidak sudah ada antisipasi SOP dari airline. Airline pesawat berbadan kecil sudah mempunyai SOP pesawat bisa landing atau terbang jika kecepatan angin berada pada posisi berapa knot,” katanya.
Subahari menambahkan masyarakat juga dapat merasakan perubahan suhu dari dampak angin kencang. “Biasanya perubahan suhu. Siang panas, dan malam otomatis dingin,” ujarnya. *** (Stefanus Tarsi)