KABARPAPUA.CO, Oksibil – Menurut Bupati Pegunungan Bintang, Costan Oktemka, berbagai kemajuan dan keberhasilan pembangunan di Pegunungan Bintang telah dicapai, tapi tantangan pembangunan daerah ke depan akan semakin berat. “Masih banyak permasalahan daerah yang harus diatasi,” katanya, belum lama ini.
Permasalahan daerah yang harus dihadapi, kata Costan, diantaranya, terbatasnya sumber daya aparatur secara kuantitas maupun kualitas, seperti aparatur pemerintahan, guru, tenaga medis-paramedis, dan PPL.
“Juga terbatasnya prasarana dan sarana pemerintahan, pendidikan, kesehatan, pertanian, perekonomian, seperti gedung kantor, sekolah, Polindes atau Pustu, Puskesmas, dan pos obat desa,” jelas Costan.
Selain itu, kata Costan, juga terbatas dan belum optimalnya kelembagaan pemerintahan seperti badan dan dinas, bagian dan unit pelaksana tekni. Juga lembaga ekonomi seperti bank, koperasi, UKM. Juga terbatasnya lembaga-lembaga masyarakat, seperti organisasi massa, organisasai profesi, dan keagamaan.
“Juga terbatasnya atau belum tersedianya aksesbilitas, seperti transportasi, informasi atau komunikasi. Terus terbatas atau minimnya energi listrik dan air bersih. Lalu penduduk yang bermukim berpencar dan terisolir. Juga kondisi sosial, ekonomi, budaya atau adat masyarakat serta hak ulayat atas tanah adat masyarakat,” jelas Costan.
Untuk mengatasi berbagai tantangan dan permasalahan daerah di Pegunungan Bintang ini, kata Costan, hanya ada satu cara, yakni melaksanakan pembangunan. “Sebab melalui pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan sesuai visi dan misi pembangunan daerah, kami berharap tantangan dan permasalahan ini secara bertahap dapat diatasi,” katanya.
Menurut Costan, masa kepemimpinan bupati dan wakil bupati periode tahun 2016-2021 ini merupakan tahap ketiga dari pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Pegunungan Bintang periode tahun 2005-2025, yang merupakan tahap penciptaan stabilitas pembangunan daerah yang berkelanjutan.
“Sejalan dengan dengan tahapan RPJPD itu, visi pembangunan daerah sesuai visi kami sebagai bupati dan wakil bupati terpilih, yaitu terwujudnya masyarakat Pegununan Bintang yang mandiri dan sejahtera berbasis kearifan lokal,” jelas Costan.
Sedangkan menurut Gubernur Papua, Lukas Enembe, masalah lain yang juga harus dihadapi dan diselesaikan Bupati Pegununan Bintang dan wakilnya adalah masalah perbatasan wilayah dengan beberapa kabupaten lain yang berbatasan dengan Pegunungan Bintang, seperti Kabupaten Keerom, Kabupaten Boven Digul, dan Kabupaten Yahukimo.
“Ini harus dibicarakan baik dengan para bupati tetangga, duduk sama-sama dan bicarakan sama-sama mencari jalan keluar yang sama. Kalau ada masalah diselesaikan secara kekeluargaan batas-batas wilayahnya. Sehingga tidak menimbulkan konflik atau perluasan wilayah harus diselesaikan secara baik,” kata Lukas saat berkunjung ke Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, belum lama ini. ***(Lazore)