KABARPAPUA.CO, Manokwari – Gerakan Merah Putih Papua Barat (GMP-PB) dan Lembaga Missi Reclasseeing Republik Indonesia Komisariat Papua Barat (LMR-RI PB) mengecam unjukrasa dari massa Komite Nasional Papua Barat (KNPB) di wilayah Manokwari, Papua Barat yang dinilai selalu berbuntut ricuh.
Menurut Ketua GMP-PB, H. Ismail Yenu, pihaknya mengutuk keras aksi yang selalu dilakukan KNPB di wilayah Papua Barat yang kegiatan telah menyesatkan generasi muda. “Apalagi membawa nama orang asli Papua, dikarenakan aksi yang selalu dilakukan menimbulkan kekacauan dan akhirnya orang asli Papua menjadi korbannya,” katanya saat berunjukrasa di Sekertariat GMP-PB di Jalan Sanggeng, Manokwari, Papua Barat, Jumat sore, 15 April 2016.
Yenu juga mengatakan, kampus adalah tempat untuk mencetak sumberdaya manusia berprestasi yang membanggakan keluarga dan Negara. “Jadi jangan sia-siakan perjuangam para pahlawan Papua, karena ini untuk semua penerus bangsa, Universitas bukanlah tempat sarang untuk memecahbelah negara,” katanya.
Selain itu, kata Yenu, pihaknya mengatakan, Papua merupakan bagian integral dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang kembali ke pangkuan Republik Indonesia (RI) setelah melalui jalan panjang perjuangan dan diakhiri melalui suatu proses penentuan pendapat rakyat.
“Proses kembalinya Papua ke pangkuan NKRI itu telah diakui dan disahkan dunia internasional. Sebab sudah sangat jelas tertulis dan terdokumentasi secara resmi hingga ke badan dunia PBB melalui resolusi 2504, yang disahkan dalam sidang umum PBB 19 November 1969,” kata Yenu menjelaskan.
Semua ini, kata Yenu, sudah jelas sejarah Papua dan Papua Barat. “Kami berjuang demi masa depan anak, cucu agar kelak mereka hidup dengan tenang, sehingga dapat memajukan daerah ini, bukan sedikit-sedikit demo dan dikibarkan bendera bintang kejora di mana-mana,” katanya.
Di hari yang sama, di depan Kantor LMR-RI PB di Jalan Trikora Wosi, Manokwari, juga dilakukan aksi orasi. Ketua LMR-RI PB, Yance Kwando dalam orasinya mengatakan, pemuda terkenal dengan semangat yang menyala-nyala, peka dan kritis terhadap kondisi di sekitarnya, serta memiliki ide yang segar dan inovatif dalam mengembangkan. Juga mencipta dari Sumpah Pemuda telah melahirkan cita-cita luhur bangsa Indonesia.
“Saat usia yang masih muda seharusnya mempunyai karakter yang kuat untuk membangun bangsa dan negara. Sebab memiliki kepribadian, tinggi semangat nasionalisme, berjiwa sangat sportif, bukan memecah belah negara ini. Pemuda tentunya mampu memahami pengetahuan dan teknologi untuk bersaing secara global,” kata Kwando.
Kwando juga mengatakan sikap bahwa sampai kapanpun LMR-RI PB menolak dengan tegas adanya aksi demo yang telah dilakukan di berbagai wilayah di Papua dan Papua Barat. “Atas nama jiwa Merah Putih yang tertanam di hati, kami mendukung segala program pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan kepada pemuda dan pembangunan untuk kesejahteraan masyarakat Papua,” katanya.
Selain itu, Kwando juga mengatakan, pihaknya menolak adanya aksi negatif yang dilakukan di wilayah universitas. Alasannya, kampus merupakan lembaga pendidikan untuk mencetak generasi penerus bangsa. “Kami himbau pemuda dan mahasiswa tak lagi ikut dalam aksi yang akan merugikan diri sendiri, jangan kita sia-siakan pengorbanan orang tua kita yang telah bermandikan keringat untuk menyekolahkan kita,” katanya. ***(Oki Rose)