OPINI:
Oleh: Lady Deborah*
KABUPATEN Mimika merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Papua, yang beribukota di Timika, terletak antara 134031’- 138031’ Bujur Timur dan 4060’-5 018’ Lintang Selatan. Memiliki luas wilayah 19.592 km2 atau 4,75 persen dari luas wilayah Provinsi Papua , berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah penduduk Kabupaten Mimika sebesar 215.493 jiwa.
Sumber pendapatan utama Kabupaten Mimika adalah dari Sektor Pertambangan dan Penggalian, dimana di Kabupaten Mimika tepatnya di dataran tinggi Tembagapura beroperasi Tambang Emas Grasberg, yang dikelola oleh PT Freeport Indonesia (PTFI).
PTFI adalah sebuah perusahaan afiliasi dari Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc. dan PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) (Inalum). PTFI menambang, memproses dan melakukan eksplorasi terhadap bijih yang mengandung tembaga, emas, dan perak.
PTFI memasarkan konsentrat yang mengandung tembaga, emas dan perak ke seluruh penjuru dunia. Tambang Emas Grasberg merupakan tambang emas terbesar di Indonesia bahkan salah satu yang terbesar di dunia, dan mulai beroperasi di Indonesia sejak tahun 1973.
Kontribusi PTFI untuk pendapatan daerah Provinsi Papua khususnya Kabupaten Mimika sangatlah besar. Hal ini dapat dilihat berdasarkan data Badan Pusat Statistik bahwa PDRB atas dasar harga berlaku Kabupaten Mimika tahun 2018 sebesar 85.343,88 miliar rupiah.
Angka ini mengalami kenaikan yang cukup signifikan dari tahun sebelumnya yang hanya sebesar 74.445,27 miliar rupiah. Pada tahun 2018 PDRB Kabupaten Mimika memiliki distribusi sebesar 40,34 persen terhadap total PDRB Provinsi Papua, naik sekitar 1,07 persen dari tahun 2017.
Bagi Provinsi Papua, khususnya Mimika. Kategori Pertambangan dan Penggalian merupakan lapangan usaha dengan sumber pendapatan terbesar dibandingkan dengan 16 kategori lapangan usaha lainnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, PDRB Kabupaten Mimika menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku kategori Pertambangan dan Penggalian mengalami kenaikan yang cukup fluktuatif dari tahun 2014 hingga 2018 dengan nilai berturut-turut 42.564,88 miliar rupiah, 45.294,17 miliar rupiah, 54.678,69 miliar rupiah, 63.071,97 miliar rupiah, dan 73.079,81 miliar rupiah.
Sementara Pertambangan dan Penggalian tahun 2018 memiliki distribusi sebesar 85 persen terhadap total PDRB Mimika berdasarkan lapangan usaha yaitu sebesar 85.343,88 miliar rupiah.
Adapun PDRB Perkapita Mimika dari tahun 2014 hingga 2018 mengalami kenaikan, dengan nilai berturut-turut 252.509.984,37 rupiah, 268.986.190,59 rupiah, 315.981.759,90 rupiah, 353.805.463,82 rupiah, dan 396.040.126,62 rupiah.
PDRB perkapita Kabupaten Mimika merupakan yang tertinggi bila dibandingkan dengan PDRB perkapita 28 Kabupaten/Kota lainnya di Provinsi Papua. Hingga saat ini struktur perekonomian Papua masih ditopang oleh sektor Pertambangan & Penggalian.
Keberaaadan PTFI tak hanya berkontribusi untuk meningkatkan pendapatan daerah Kabupaten Mimika, namun PTFI telah menyerap banyak tenaga kerja. Berdasarkan website PTFI diketahui bahwa total tenaga kerjaPTFI saat ini adalah sebesar 30.000 tenaga kerja dan 25 persen diantaranya merupakan penduduk asli Papua.
Berdasarkan jumlah tenaga kerja tersebut, tidak dapat dipungkiri keberadaan PTFI memiliki peranan penting sebagai sumber mata pencaharian untuk masyarakat Kabupaten Mimika dan sekitarnya. Dapat dikatakan pula Freeport merupakan Jantung Papua.
Sekilas Gunung Emas Grasberg
Grasberg merupakan gunung emas yang dikelola oleh PTFI, selama kurang lebih 30 tahun. Tambang Grasberg (open pit)akan berakhir masa tambangnya pada tahun 2019, karena kandungan tembaga dan emasnya sudah habis. PTFI akan beralih ke tambang bawah tanah (underground).
Presiden Direktur Freeport Indonesia, Tony Wenas, mengatakan berdasarkan data 2018, Freeport memproduksi 6.065 ton konsentrat per hari. Konsentrat ini adalah pasir olahan dari batuan tambang (ore), yang mengandung tembaga, emas, dan perak.
Dalam data Freeport, dalam setiap ton konsentrat 26,5 persen adalah tembaga, Lalu setiap ton konsentrat mengandung 39,34 gram emas. Kemudian dalam setiap ton konsentrat mengandung 70,37 gram perak. “Jadi kami produksi 240 kg lebih emas per hari dari Papua,” kata Tony di Gresik.
Namun emas ini berada dalam konsentrat, atau pasir hasil olah batu tambang. Freeport saat ini memiliki tambang tembaga dan emas bawah tanah terbesar di dunia, yang terus dikembangkan.
Tingginya konsentrat tambang yang dihasilkan oleh PTFI, menjadikan Nilai Ekspor Menurut Kawasan dan Golongan Barang Provinsi Papua tahun 2018 tertinggi pada kategori Pertambangan dan Penggalian.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Di tahun 2018, nilai ekspor Papua adalah sebesar US$3.856,46 juta yang terdiri atas ekspor Konsentrat Tembaga (HS26) senilai US$3.758,07 juta (97,45 persen); golongan Kayu & Barang dari Kayu (HS44) senilai US$90,38 juta (2,34 persen); golongan Pesawat Udara & Suku Cadangnya (HS88) senilai US$40; dan golongan barang lainnya senilai US$8,01 juta (0,21 persen).
Adapun kawasan yang menjadi tujuan ekspor konsentrat Tembaga tersebut adalah kawasan Asia, Eropa, dan Oseania. Tak hanya kontribusi terhadap nilai ekspor namun diketahui juga berdasarkan Laporan Lembar fakta Inalum memaparkan sejak 1992 hingga 2017, PTFI telah memberikan kontribusi kepada negara dalam bentuk pajak, royalti, dividen dan pungutan lainnya sebesar US$17,3 miliar
Pada September 2018 diketahui bahwa pemerintah Indonesia telah menguasi 51,23 persen saham PTFI (divestasi).Rincian kepemilikan saham 51,23 persen tersebut, terdiri dari 41,23 persen untuk Inalum dan 10 persen untuk Pemerintah Daerah Papua.
Dengan memiliki mayoritas saham PTFI oleh pemerintah Indonesia, diharapkanmemberikan dampak positif yaitu kelangsungan operasi PTFI dan aspek sosial, ekonomi di Papua, pendapatan meningkat, serta terciptanya lapangan pekerjaan yang lebih banyak dengan rencana pembangunan smelter, serta adanya transfer teknologi pertambangan.
Pada masa yang akan datang Indonesia diharapkan mampu menguasai dan mengelola secara mandiri baik dari segi sumber daya manusia, modal, maupun penggunaan teknologi terhadap keberadaan sektor pertambangan dan penggalian, sehingga hasilnya dapat digunakan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan rakyat Indonesia. ***
Referensi :
- https://ekonomi.kompas.com/read/2018/12/22/142513326/pembayar-pajak-terbesar-freeport-sumbang-penerimaan-negara-172-miliar-dollar
- https://www.cnbcindonesia.com/news/20190826111518-4-94566/wow-setiap-hari-freeport-hasilkan-240-kg-emas-dari-papua
- https://tirto.id/kepemilikan-saham-direksi-freeport-indonesia-usai-divestasi-dcqF
- https://ptfi.co.id/
- https://papua.bps.go.id/
- https://mimikakab.bps.go.id/
*(Mahasiswi Politeknik Statistika STIS, Jakarta, Jalan Otto Iskandardinata No.64C 1 4, RT.1/RW.4, Bidara Cina, Kecamatan Jatinegara, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13330)
*OPINI ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi KabarPapua.co