Menu

Mode Gelap

PERISTIWA · 3 Apr 2021 ·

FKUB Deklarasi Tolak Radikalisme di Tanah Papua


					Foto bersama para tokoh agama dan masyarakat. (KabarPapua.co/Liza Indriyani) Perbesar

Foto bersama para tokoh agama dan masyarakat. (KabarPapua.co/Liza Indriyani)

KABARPAPUA.CO, Kota Jayapura – Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Papua deklarasi tolak radikalisme di tanah Papua, termasuk tindakan radikalisme yang terjadi di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan dan penyerangan di Mabes Polri, Jakarta.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Papua, KH. Saiful Islam Al Payage menyampaikan, pemuka agama di Papua mengutuk keras perbuatan radikalisme sebab sangat menciderai kesatuan umat beragama di Indonesia.

“Kami mengimbau kepada seluruh umat tidak terprovokasi dengan kejadian di Makassar dan Mabes Polri. Kami harap semua menahan diri, menjaga keluarga, lingkungan dan bangsa agar tak tertular gerakan radikalisme yang sangat membahayakan kesatuan bangsa,” kata Al Payage, Sabtu, 3 April 2021.

Baca Juga >  214 Personel Terjaring Razia Propam Polda Papua, Pelanggaran Terbanyak Soal Ini

Menurut Al Payage, negara harus betul-betul hadir di tengah masyarakat dan selektif terhadap aliran atau paham yang masuk ke Indonesia, agar tidak menjadi benih-benih teroris yang dapat memecah belah kesatuan bangsa.

“Di sini FKUB Papua sagat mendukung kepolisian agar betul-betul mengusut tuntas siapa yang ada dibalik semua kejadian terorisme dan unsur-unsur yang terlibat, sehingga bisa disampaikan dengan transparan kepada masyarakat,” ujarnya.

Ia menegaskan, terorisme tidak mewakili agama Islam, bahkan MUI Pusat dan provinsi sudah mengeluarkan fatwah bahwa orang-orang yang mengikuti radikalisme hukumnya adalah haram. Sebab dalam ajaran Islam tidak boleh menghilangkan nyawa orang, apalagi menghancurkan tempat ibadah orang lain.

Baca Juga >  PN Jayapura Tolak Praperadilan Kepala Kampung Terpilih di Keerom

“Inti dari agama Islam adalah membawa rahmat bagi seluruh alam, menyampaikan Islam dengan penuh damai dan toleransi antar umat beragama. Pelaku terorisme itu bukan mengatasnamakan Islam, tapi oknum yang mendompleng atas nama suatu agama,” jelasnya.

Tokoh masyarakat Kabupaten Sentani, Yanto Eluay menyatakan dengan tegas mengutuk kejadian peristiwa bom di Gereja Katedral Makassar dan berharap hal-hal tersebut tidak terjadi di tanah Papua. “Kami masyarakat adat sebagai tuan rumah membangun hubungan yang baik dan kita bersama menjaga tanah Papua agar tetap damai,” tuturnya.  ***(Liza Indriyani)

Artikel ini telah dibaca 16 kali

badge-check

Penulis Berita

Baca Lainnya

Akhirnya, Speed Boat Bermuatan Sayuran yang Hilang dalam Perjalanan ke Asmat Ditemukan  

29 September 2023 - 08:54

Polisi Tangkap 4 Pelajar di Jayapura Atas Dugaan Pembobolan Rumah

28 September 2023 - 22:56

3 Bangunan di Jayapura Terbakar, Saksi Lihat Api dari Kabel Korsleting Sambar Bensin

28 September 2023 - 22:26

214 Personel Terjaring Razia Propam Polda Papua, Pelanggaran Terbanyak Soal Ini

27 September 2023 - 22:50

Polisi Ciduk Belasan Warga saat Razia Judi Togel di Wamena

27 September 2023 - 17:41

Sopir Avanza Mabuk Seruduk Angkot Rombongan Pelajar di Timika

27 September 2023 - 13:55

Trending di PERISTIWA